“Jadi selama ini calon ibu kota baru sayuran dapat suplai dari Sulawesi, Jawa dan ke depannya bakal jadi pengeluaran mahal,” kata dia saat kunjungan Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Belanda, Jan-Kees Goet ke PT East West Seed Indonesia (EWINDO) di Purwakarta, Kamis (12/3/2020).
Artinya, sambung Prihasto, tentu hal itu harus dipikirkan sejak dini sehingga dapat menghasilkan sayuran sendiri yang harganya akan lebih murah.
“Ibu kota baru nanti memerlukan lahan sekitar 5 ribu hektare untuk satu komoditas cabai, 5 ribu hektare untuk komoditas bawang. Ya karena bakal ada sebanyak 2 juta orang yang tinggal di sana,” jelas dia.
Menurut Prihasto, perkembangan sayuran di sana akan bertumbuh subur karena kondisi tanah dan airnya cukup. Sehingga tinggal memberikan pembinaan ke sumber daya manusianya untuk bisa berbudidaya hortikultura guna memenuhi kehidupan di ibu kota baru.
“Nah Pemerintah Belanda siap memberi dukungan berupa pelatihan, penelitian dan lainnya agar bibit unggul bermutu,” tandasnya. (Red)
Halaman sebelumnya 1 2
Artinya, sambung Prihasto, tentu hal itu harus dipikirkan sejak dini sehingga dapat menghasilkan sayuran sendiri yang harganya akan lebih murah.
Baca Juga:
Said Aqil Siroj Ketum PBNU Tolak Investasi Miras Bebas Di Indonesia
Besok, Pelayan Publik di Kota Tasikmalaya Bakal Disuntik Vaksin Covid-19
“Ibu kota baru nanti memerlukan lahan sekitar 5 ribu hektare untuk satu komoditas cabai, 5 ribu hektare untuk komoditas bawang. Ya karena bakal ada sebanyak 2 juta orang yang tinggal di sana,” jelas dia.
Menurut Prihasto, perkembangan sayuran di sana akan bertumbuh subur karena kondisi tanah dan airnya cukup. Sehingga tinggal memberikan pembinaan ke sumber daya manusianya untuk bisa berbudidaya hortikultura guna memenuhi kehidupan di ibu kota baru.
“Nah Pemerintah Belanda siap memberi dukungan berupa pelatihan, penelitian dan lainnya agar bibit unggul bermutu,” tandasnya. (Red)
Halaman sebelumnya 1 2