Menyibak Kisah Mistik Dibalik Situs Batu Peti Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dibalik keindahan batu berbagai ukuran yang tersusun rapih sejajar menyerupai sebuah benteng keraton untuk pertahanan perang. Jika diperhatikan, barisan batu itu memiliki tekstur bentuk yang nyaris sama yaitu berbentuk segi empat menyerupai sebuah tumpukan peti mati hingga masarakat setempat pun menyebutnya dengan nama Batu Peti.

Situs Batu peti yang diduga sudah ada sejak ribuan tahun silam itu berlokasi disebuah hutan milik Perhutani dan hanya beberapa ratus meter dari perairan Danau Jatiluhur atau tepatnya di Kampung Ciputat, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Diketahui, lokasi batu peti dipercaya beberapa kalangan masyarakat sebagai tempat yang memiliki kekuatan magis luar biasa dan sehingga dijadikan tempat ritual tertentu.

Terlebih di tempat tersebut sering terjadi beberapa kejadian diluar nalar hingga berbagai penampakan sosok gaib pun sempat tertangkap mata masyarakat setempat.

“Iya dulu terkadang ada juga yang seperti melaksanakan ritual dengan membawa sesajen, bahkan sudah menjadi rahasia umum lah masyarakat sering melihat dua sosok wanita cantik berbaju hijau dan merah disekitar sini lalu saat di ikuti biasanya menghilang diantara tumpukan batu peti,” ungkap Ahmad Fadil, Masyarakat setempat, saat ditemui disela-sela kegiatanya, Jumat (13/3/2020).

Diungkapkannya, penampakan sosok dua wanita gaib tersebut, sebelum menghilang di lokasi batu peti, biasanya bermula diketahui di sekitar lokasi Batu Kursi yang memang keberadaannya hanya sekitar 150 meter dari lokasi batu peti. Sehingga masyarakat pun menduga keberadaan batu kursi dan batu peti sangat berkaitan.

“Itu lah yang semakin kita penasaran dan perlunya penelitan lebih jauh. Tapi masyarakat disini (Ciputat.red) baru memperhatikan keberadaan batu peti sekitar tahun 1950 an, sejak itu lah warga mulai penasaran sebetulnya batu peti ini apa ?,” kata Ahmad yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di lokasi situs bersejarah tersebut.

Terlepas dari sejarah yang belum terungkap dan dibalik beberapa kejadian mistis tersebut, lanjut Ahmad, kini masyarakat setempat lebih fokus untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat wisata baru di Kabupaten Purwakarta.

Terlebih, kata Ahmad, lokasi batu peti dan batu kursi mempunyai pemandangan exotis dengan view pegunungan dan perairan danau jatiluhur.

“Melalui BUMDes Tirtabuana, sejumlah sarana dan prasarana pun mulai dibangun seperti Wc umum dan spot selfi bagi masyarakat yang berkunjung ke situs batu bersejarah ini,” imbuhnya.

Meski begitu, tambah Ahmad, masyarakat masih mengeluhkan akses jalan menuju ke lokasi tersebut yang masih melewati jalan setapak dan terjal.

“Rencana nya begitu, kita akan fokus ke pariwisata saja tinggal akses jalan yang belum maksimal dan baru pengajuan ke pemerintah mudah- mudahan secepatnya dapat terealisasi,” ujarnya.

Sejak beberapa tahun terakhir, ditambahkan Ahmad Fadil, masyarakat luar, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, hingga para ahli arkeologi dan sejarah pun mulai penasaran dan tertarik untuk mengungkap sejarah dibalik misteri batu peti.

Sehingga, para mahasiswa dan ahli arkeologi pun mulai melakukan penelitian dan menguji simple batu tersebut.

“Dan dari hasil uji sample batu, kabarnya batu- batu tersebut berasal dari 3 peradaban kebudayaan yaitu tahun 2400 SM,1621 SM, dan tahun 792 Masehi,” jelasnya. (Gin)