Kang Uu Edukasi Kepala Sekolah

Penulis : Dudung Nurullah Koswara (Praktisi Pendidikan)

Menarik apa yang disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum terkait politik. Ia menyampaikan edukasi politik pada ASN di Sangga Buana Cianjur. Peserta dihadiri para kepala sekolah SMA/SMK/SLB di lingkungan KCD wilayah VI.

Sebagai Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum yang akrab dipanggil Kang Uu memberikan penjelasan bahwa jika masyarakat alergi pada politik maka tidaklah heran bila jabatan strategis akan dikendalikan oleh orang-orang yang tidak kompeten. Akan lahir pemimpin yang tidak amanah dan tak seirama dengan kepentingan rakyat.

Para kepala sekolah sebagai ASN dan pemimpin pembelajaran harus berkontribusi positif pada dinamika politik. Para kepala sekolah itu pendidik dan pemimpin pendidikan. Ia harus tampil melayani di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Ia pun harus berkontribusi pada publik sebagai bentuk pengabidian ASN pada masyarakat.

Saat masyarakat butuh pengetahuan, informasi dan bagaimana berpolitik yang sehat dan santun maka para kepala sekolah harus jadi bagian dari dinamika sehat politik. Kang Uu mengajak para kepala sekolah untuk memberikan pencerahan, pengetahuan agar masyarakat dapat memilih pemipimpin yang kompeten.

Para ASN atau para kepala sekolah memang tidak boleh terjun ke dunia politik praktis. Namun para kepala sekolah sebagai ASN wajib menjadi bagian dari lahirnya iklim politik sehat di masyarakat. Para kepala sekolah harus kontributif memberikan pencerahan pada masyarakat yang awam politik.

Semua manusia adalah makhluk politik. Agar dinamika politik berjalan baik, sehat dan santun maka para pendidik berkewajiban ambil bagian menjadi “Menteri Penerangan politik” bagi masyarakat bila mereka bertanya. ASN tidak boleh berpolitik praktis namun Ia boleh memberikan pencerahan dan informasi politik pada masyarakat dengan objektif dan tak memihak.

Guru, kepala sekolah harus menjadi bagian dari “agen politik” yang menolak politik identitas, black campaign, hoaxs dan segala bentuk kebohongan politik. Bahkan pada saat libur para ASN (guru dan kepala sekolah) boleh mendengarkan apa visi misi seorang calon pemimpin. Masyarakat tak boleh memilih karung dalam kucing.

Sebagai tambahan wawasan Kang Uu menjelaskan setidaknya ada tiga jenis pemimpin. Pertama pemimpin non formal yang ditunjuk masyarakat karena kharisma, manfaat dan menjadi panutan di lingkungan masyarakt. Kedua pemimpin yang diangkat atasan. Semisal para kepala sekolah. Ketiga pemimpin yang dipilih melalui proses demokrasi, mulai Kades sampai Presiden.

Pemimpin non formal pilihan masyarakat tanpa gaji dan fasilitas akan menjadi panutan dan ditokohkan. Pemimpin yang diberi SK oleh atasan bila berprestasi akan promosi bila tidak berprestasi bisa mutasi. Menurut Uu setidaknya tugas pemimpin pada bawahannya adalah memberikan rasa aman, nyaman, memberikan kemudahan, memberikan ketenangan untuk beribadah.

Luar biasa apa yang disampaikan Kang Uu melihat pemimpin sebagai pemberi bukan peminta atau pemerintah. Basisnya adalah melayani memberikan kemudahan, keamanan dan ketenangan. Itulah pemimpin amanah yang dinantikan oleh rakyat dan bawahannya. Bisakah kita menjadi pemimpin pendidikan dan mendorong lahirnya pemimpin politik yang amanah?

Terimakasih Kang Uu Ruzhanul Ulum atas pencerahan dan edukasi politik pada para ASN kepala sekolah. Pada hakekatnya para guru, kepala sekolah adalah “politisi pendidikan”. Mereka adalah entitas pendidik yang harus mendidik di satuan pendidikan dan di ruang publik.

Bentuk pengabdian ASN pada publik diantaranya adalah ambil bagian menjadi pencerah politik melawan hoaxs politik di masyarakat! Ini salah satu bentuk tanggung jawab dan etika pendidik. Para pendidik tidak boleh membiarkan dinamika politik menjadi kotor dan sakit. Para pendidik harus menjadi “Menteri Penerangan dan Menteri Kesehatan Politik”!

Tulisan ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis.