Media Asing Soroti Jamu Cegah Corona ala Jokowi

JABARNEWS | BANDUNG – Presiden Jokowi terkenal suka mengkonsumsi jamu. Namun, setelah virus corona teridentifikasi di Indonesia, Jokowi itu kini lebih sering mengkonsumsi jamu.

Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (13/3/2020), Jokowi kini mengkonsumsi jamu empon-empon tiga kali sehari setelah COVID-19 teridentifikasi di Indonesia. Sebelum itu, pria kelahiran Solo tersebut mengkonsumsi jamu tersebut sekali dalam sehari. Jamuempon-empon itu terdiri dari temulawak, jahe, serai, dan kunyit. Jokowi rutin mengkonsumsinya setiap pagi, siang, dan malam hari.

“Sekarang karena ada corona, saya minumnya pagi, siang, malam,” kata Jokowi dalam sambutannya di acara The 2nd Asian Agriculture and Food Forum 2020, Kamis (12/3/2020), dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

Tidak hanya mengkonsumsi seorang diri, Jokowi juga menyuguhkan jamu empon-empon bagi para tamunya. Jamu itu juga disuguhkan kepada tamu yang ingin menemuinya, baik pagi, siang, maupun malam.

Namun, minuman herbal tersebut kini semakin susah didapatkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang memborongnya di tengah merebaknya virus corona. Hal itulah yang membuat harganya naik hingga lima kali lipat.

“Hati-hati, sekarang ini harganya naik sampai lima kali lipat. Jahe merah, temulawak, kunyit baru naik ini, sampai tiga, empat, lima kali lipat,” lanjutnya.

Jamu cegah corona ala Jokowi itu pun berhasil mencuri perhatian hingga disorot media asing. Salah satunya adalah media multinasional di Amerika Serikat, Bloomberg.

Dalam sebuah artikel yang dimuat media tersebut menyoroti kebiasaan Jokowi mengkonsumsi jamu empon-empon tiga kali sehari di tengah ancaman virus corona. Dituliskan juga, bahwa jamu memang menjadi obat herbal di Indonesia yang diklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit hingga meningkatkan stamina.

Namun, Presiden Jokowi disebut bukan satu-satunya orang yang mengkonsumsi ramuan herbal di tengah kekhawatiran terhadap virus corona. Selain itu, juga belum ada bukti jamu ala Jokowi bisa mencegah corona secara klinis. Sementara di luar, banyak biotek yang tengah berusaha menemukan vaksin untuk COVID-19. (Red)