Besok Partai Demokrat Pilih Ketum Baru

JABARNEWS | JAKARTA – Partai Demokrat akan menggelar kongres kelima pada Minggu (15/3/2020) di Jakarta Convention Center, Senayan. Sekjen Hinca Panjaitan menyebut, dalam kongres tersebut, Demokrat akan memilih ketum baru, bukan lagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hinca menjelaskan, SBY dan seluruh pengurus Demokrat periode 2015-2020 akan menyerahkan tampuk kepengurusan kepada muka-muka baru di partainya.

“Kongres ini adalah kongres lima tahunan yang mengambil keputusan untuk pemimpin baru di Partai Demokrat. Pak SBY sebagai ketum dan kami semua timnya yang telah bekerja selama lima tahun penuh akan menyelenggarakan kongres untuk memberikan kesempatan yang baru pada pemimpin baru di Demokrat,” kata Hinca di DPP Demokrat, Menteng, Jumat (13/3/2020).

Hinca juga menyampaikan pesan SBY soal berakhirnya masa jabatannya sebagai Ketum Partai Demokrat. SBY meyakini ia akan mengakhiri tugasnya sebagai orang nomor satu di Demokrat dengan baik dan mulus.

“Beliau menyampaikan bahwa jika ia sebagai Presiden dua periode beliau soft landing, menyelesaikan tugas-tugasnya, menyentuh garis finis sampai di ujung, ia juga akan soft landing di dalam kongres yang akan kami buat,” jelas Hinca.

Selain itu, Hinca menjelaskan, kongres Demokrat hanya digelar satu hari yaitu Minggu, 15 Maret. Menurut rencana awal, kongres Demokrat akan berlangsung 3 hari yaitu dari 14-16 Maret. Hal ini dilakukan karena kongres digelar di tengah wabah virus corona yang juga melanda Indonesia.

“Kongres yang kami laksanakan kami sebut one day kongres, satu hari saja untuk melokalisir atau memperkecil suasan dan tempatnya,” ujar Hinca.

Bukan rahasia lagi bahwa sudah sejak 2017, SBY menyiapkan putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pemimpin masa depan Demokrat. Meskipun, SBY juga memiliki putra bungsu yang lebih dulu terjun ke politik yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Ketika ditanya apakah AHY yang bakal menjadi ketum, Hinca tak ingin sesumbar soal siapa yang bakal menggantikan SBY. Ia memilih menjawab dengan diplomatis.

“Seluruh kader punya peluang yang sama,” ujar Hinca.

Jika AHY yang terpilih ia ternyata terganjal Tata Tertib Partai Demokrat. Dalam Bab IX pasal 23, diatur bahwa calon ketum harus aktif sebagai pengurus DPP Demokrat dalam 5 tahun terakhir.

Sementara itu, AHY baru resmi bergabung dengan Demokrat pada 2016 dan kemudian menjadi pengurus DPP, tepatnya menjadi Kogasma, pada 2018. Artinya, ia belum 5 tahun menjadi pengurus DPP.

Hinca tak khawatir soal hal ini. Menurut dia, pengurus DPP sudah mempersiapkan tatib sebelum demisioner. Meskipun, Hinca enggan merinci apakah bakal ada Tatib baru untuk mengakomodasi AHY.

“Ya, nanti kau di sana besok pas mau penetapan tatibnya. Nanti di situ ada tatib, nanti di situ jawabnya, jangan di sini. Kami sudah bekerja selama seminggu lebih untuk Tatib, AD/ART, program umum layaknya seperti biasa kongres,” lanjut Hinca. (Red)