Pemprov Jabar Siapkan Strategi Perang Lawan Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Merebaknya wabah Covid-19 memang tidak bisa dipungkiri, banyak daerah-daerah di Indonesia mulai mempersiapkan berbagai macam cara dan strategi untuk memerangi virus ini. Salah satunya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang melakukan pengecekkan kepada seruh kepala daerah, menyapkan alat perlindungan dan fasilitas penanganan.

Beberapa waktu lalu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengintruksikan seluruh kepala daerah untuk melakukan tes. Namun, ini dirinya belum mendapatkan laporan hasil tes kepala daerah untuk mengetahui apakah positif atau negatif Covid-19.

“Ya, saya belum ada kabar terkait kepala daerah yang sudah melakukan tes, karena antriannya banyak. Tapi nanti pasti setiap ada informasi saya akan sampaikan ke wartawan,” kata Emil, sapaan akrabnya di Gedeung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (21/3/2020).

Menurutnya, rapid tes dengan menggukan darah itu prediksinya 90-95% dan cek tenggorokan lebih tepat. Jika tidak sesuai, Emil menyebut akan melakukan tes kembali untuk meyakinkan.

“Rapid tes itu istilahnya ngecek pake darah, itu prediksinya 90-95% kalau yang kita lakukan itu pake ngetes pake uap dinding belakang hidung dan tenggorokan itu jauh lebih akurat,” jelasnya.

“Makannya istilahnya adalah kalau nanti dites masal itu pun tidak semua tapi punya pola yang harus diwaspadai kalau dia positif rapid tes dites lagi katanya untuk menyakinkan, jadi istilahnya itu screning awal,” tambahnya.

Emil mengaku, pihaknya sudah membeli 10 ribu rapid tes dari Korea Selatan, namun belum datang. Dia berharap dengan rapid tes ini dalam 15 menit itu bisa membuat treping bisa lebih waspada.

“Contohnya kemarin tes itu ternyata saya laporkan yang 3 positif itu berada dalam satu peristiwa ternyata, berdekatan dalam satu peristiwa sehingga ini menyakini mengadakan 3 orang ini sedang wara wiri saja bersosialisasi dimasyarakat tapi dengan rapid tes ketahuan ini kena ditesnya positif, jadi artinya pemprov bisa lebih tanggap,” ungkapnya.

Maka, lanjut Emil, dengan semakin cepat datangnya rapid tes ini, akan semakin mempermudah bloking terhadap zona-zona yang dicurigai terpapar Covid-19.

Dia juga menjelaskan, di luar yang masuk ke dalam ruangan lebih dari 1000 pasien yang bisa ditempatkan di zona rumah sakit dan sedang dalam proses. Selain itu, pihaknya akan mempersiapkan hotel apabila rumah sakit tidak bisa menampung pasien, dari bayangan hotel trsebut diperkirakan akan menampung 2000-3000 pasien. (RNU)