Jika Liga Primer Inggris Terhenti, Trofi Juara Milik Siapa?

JABARNEWS | Bandung – Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak luar biasa bagi persepakbolaan dunia. Termasuk Liga Primer Inggris, yang disebut-sebut sebagai liga nomer wahid di dunia.

Karena Covid-19 pertandingan Liga Inggris untuk semua jenjang dihentikan, paling tidak sampai 30 April mendatang. Sementara pembicaraan kedua ihwal kelanjutan Liga Inggris akan berlangsung 3 April 2020.

Tampaknya kecenderungan menghentikan kompetisi di tengah jalan lebih besar tinimbang melanjutkan pertandingan tersisa di tengah merebaknya virus corona.

Apalagi setelah Perdama Menteri Inggris, Borris Johnson mengumumkan tentang kemungkinan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang bermula dari Wuhan tersebut.

Jika kemudian Liga Primer Inggris dihentikan sebelum waktunya, bagaimana dengan trofi juara?

Pasalnya sampai pertandingan terakhir, Liverpool nyaman bertengger di puncak klasemen dengan selisih poin 25 dengan peringkat di bawahnya, Manchester City. Selisih yang sulit dikejar.

Baca Juga:  Waduh.. Penyalahgunaan Narkoba Kalangan Pelajar di Sukabumi Meningkat

Liverpool tampil luar biasa pada musim 2019/2020. Pasukan Jurgen Klopp hanya dua kali gagal menang dari 29 laga. Liverpool ditahan imbang Manchester United dan kalah dari Watford.

Andai Liga Primer tidak berhenti sementara karena Covid-19, The Reds sudah menjadi juara pekan lalu. Liverpool bisa merayakan gelar juara ketika laga melawan Everton atau paling lambat saat melawan Crystal Palace.

Liverpool sudah menantikan gelar juara Liga Primer selama 30 tahun lamanya. Musim ini, gelar itu sudah sangat dekat. Liverpool hanya butuh enam poin lagi.

Beredar pendapat yang sama kuatnya. Pendapat pertama, sebaiknya trofi Liga Primer Inggris diserahkan saja kepada Liverpool.

Gelandang Norwich City, Alexander Tettey, misalnya tidak mempermasalahkan wacana memberikan gelar juara Liga Primer Inggris musim 2019/2020 pada Liverpool.

Baca Juga:  Jangan Dibiarkan, Berikut Cara Mengatasi Anak Ketergantungan pada Gadget

“Liverpool sekarang memimpin klasemen dengan keunggulan 25 poin. Jika Liga Primer harus dibatalkan, berikan saja trofi juara itu pada Liverpool. Ini harus adil,” ucap Tettey pada TV 2, saperti dikutip dari talkSPORT.

Hal berbeda dikakatan oleh mantan Manajer Inggris, Sam Allardyce. Jika kompetisi dihentikan, maka semuanya harus dimulai dari awal lagi. Dan tampaknya ia tidak berpikir agar gelar juara Liga Primer diberikan kepada Liverpool.

“Ini akan sangat menyedihkan bagi banyak tim,” tambah Allardyce. “Di Liga Primer, ada Liverpool, yang memiliki musim yang fantastis tetapi kehidupan menjadi penting dan tidak ada yang harus lebih diutamakan daripada kehidupan.”

Baca Juga:  Densus 88 Antiteror Ringkus Dua Terduga Teroris Di Kota Cirebon

Fans Liverpool tentu saja sependapat dengan Alexander Tettey. Mereka mulai kompak bernyanyi, terutama di media sosial, untuk segera merayakan trofi juara Liga Primer Inggris, yang dinanti-nantikan selama 30 tahun.

Suara berbeda datang pula dari tim papan bawah yang terancam degradasi. West Ham United, misalnya, melalui wakil ketuanya, Karen Brady, mengatakan dengan setengah bercanda bahwa “kompetisi harus batal demi hukum”.

Kenyataannya memang pada saat kompetisi dihentikan, The Hammers berkutat di posisi tiga terbawah. Dan diperkirakan hanya selisih gol yang bisa menyelamatkannya dari jurang degradasi.

Artinya jika kompetisi berhenti di tengah jalan, urusan promosi dan degradasi juga harus menjadi pertimbangan otoritas si kulit bundar di Liga Inggris. Termasuk wakil Inggris di Piala UEFA tahun depan. (Red)