Belarus, Negara yang Tak Panik Hadapi Pandemi Covid-19

JABARNEWS | Bandung – Kawasan Eropa sudah dinyatakan sebagai pusat pandemi corona. Namun masih ada negara di Benua Biru itu yang tidak terlalu mengkhawatirkan penyebaran virus jenis baru, yang dilabeli WHO dengan Covid-19 tersebut.

Negara itu adalah Belarus, satu dari sekian negara pecahan Uni Soviet. Berbeda dengan pemerintah sejumlah negara, pihak berwenang di sana tidak menerapkan karantina wilayah (lockdown).

Jangankan karantina wilayah, pemerintah juga tidak secara khusus meminta warganya untuk saling jaga jarak (social distancing).

Di Belarus kehidupan berjalan seperti biasa. Orang pergi ke kantor, sekolah, dan bekerja tanpa dibatasi. Pun tak ada orang-orang yang panik memborong makanan di toko-toko makanan setempat.

Bioskop, teater, dan kegiatan-kegiatan yang dihadiri banyak orang masih berjalan seperti biasa.

Selain itu, pemerintah Belarus pun tidak menutup perbatasannya dengan negara lain.

Di Belarus tak ada penundaan kompetensi sepakbola. Semuanya berjalan sesuai dengan jadwal. Dan disiarkan langsung melalui televisi, termasuk ke negara tetangganya seperti Rusia.

Apa yang dilakukan Belarus, berbeda dengan negara tetangganya. Rusia dan Ukraina, misalnya, telah mengambil tindakan drastis.

Ukraina sudah menyiapkan keadaan darurat sementara Rusia menutup semua sekolah.

Di Rusia, semua kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak dibatalkan. Demikian juga dengan penerbangan.

Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, mengatakan negaranya tidak perlu mengambil langkah-langkah khusus menghadapi atau mengantisipasi wabah virus corona.

“Hal seperti ini pasti terjadi. Yang penting adalah jangan panik,” katanya saat memberikan keterangan hari Selasa (24/03/2020) ketika menerima duta besar Cina di ibu kota Minsk.

Presiden Lukashenko pernah menyatakan bahwa “traktor bisa menyembuhkan orang-orang yang terinfeksi virus corona”.

Sudah barang tentu, komentar ini memicu perdebatan secara meluas bahkan menjadi bahan olok-olok di media sosial.

Namun yang dimaksud oleh presiden adalah, dengan bekerja di ladang pertanian, maka badan menjadi bugar.

Dalam keadaan bugar, orang menjadi lebih kuat ketika terserang virus.

Meski pemerintah sepertinya santai, rakyat biasa, secara diam-diam, khawatir dengan pandemi tersebut.

Mereka mengikuti perkembangan di luar negeri dan memburuknya situasi di banyak negara membuat mereka khawatir.

Di Minsk, sejumlah pelajar pura-pura sakit agar tidak kontak dengan murid-murid lain di ruang kelas yang penuh sesak.

Untuk mengatasi kekhawatiran semacam ini, perguruan tinggi memulai perkuliahan lebih siang, dengan begitu para mahasiswa tidak harus ke kampus pada jam sibuk di pagi hari.

Pantauan memperlihatkan bahwa kerumunan di Minsk tak sebesar beberapa waktu lalu.

Muncul juga kesadaran bahwa mereka yang berusia lanjut rentan terserang virus.

Namun kesadaran ini bukan berasal dari imbauan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Walaupun demikian, bukan berarti tanpa upaya sama sekali. Hal itu dilakukan agar rakyatnya tidak dilanda kekhawatiran berlebihan dan menimbulkan kepanikan.

Presiden Lukashenko mengatakan rakyat tidak perlu khawatir dengan penularan dari luar karena semua pendatang menjalani tes.

“Setiap hari antara dua hingga tiga orang positif terkena virus corona. Mereka semuanya menjalani karantina dan dipulangkan setelah satu setengah atau dua pekan,” kata Presiden Lukashenko.

Presiden Lukashenko menekankan bahwa cemas dan merasa seolah-seolah terkena penyakit adalah sesuatu yang berbahaya.

Ia mengeklaim kecemasan yang meluas “lebih berbahaya dari virus itu sendiri”.

Ia sudah memerintahkan badan intelijen untuk mencari dan menangkap orang-orang yang dituduh menyebarkan kepanikan dan kecemasan.

Sejauh ini, terdapat 86 kasus virus corona di Belarus sementara yang meninggal dua orang, meski pemerintah belum mengeluarkan konfirmasi bahwa keduanya memang meninggal akibat virus tersebut.

Dalam banyak hal, Belarus memang unik.

Belarus adalah satu-satunya negara di Eropa yang masih menerapkan hukuman mati.

Yang juga unik, Andrey Kim, pegiat oposisi yang biasanya sering mengecam pemerintah, kali ini satu suara dengan presiden.

Dalam tulisan di Facebook, Kim mengatakan setuju dengan kebijkana presiden karena “karantina wilayah hanya akan mematikan perekonomian Belarus”.

Ia menambahkan, banyak negara “mengambil kebijakan darurat dalam menghadapi pandemik virus corona, namun Belarus sudah mengambil langkah yang benar, dengan mendoakan agar semua rakyat sehat-sehat saja”.

“Saya sadar saya akan menerima cercaan dengan menulis pesan ini, namun saya tak bisa berdiam diri di tengah kegilaan yang sedang terjadi,” tulis Kim.

Yang ia maksud dengan kegilaan adalah tindakan-tindakan luar biasa yang diambil banyak negara dalam mengatasi wabah.

Ia berpandangan, dengan tidak meniru melakukan langkah-langkah tersebut, Belarus justru akan aman dari virus corona. (Red/CNN)