Diklaim Bisa Sembuhkan Corona, Kenali Efek Samping Obat Klorokuin

JABARNEWS | BANDUNG – Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah sedang menyiapkan klorokuin fosfat dan avigan untuk menyembuhkan penderita COVID-19, dua jenis obat ini kini diburu oleh penduduk di tengah makin tingginya kecemasan masyarakat akibat melonjaknya kasus baru infeksi coronavirus di Indonesia.

Karena sampai kini belum ditemukan obat COVID-19 dan vaksinnya, Jokowi terpaksa “menggunakan” klorokuin setelah pil ini disebut-sebut mampu menyembuhkan penderita COVID-19 di beberapa negara. Tak tanggung-tanggung, pemerintah telah memesan 3 juta pil klorokuin.

Namun penggunaan klorokuin alias Chloroquine Phosphate untuk menyembuhkan virus Corona Covid-19 wajib dilakukan dengan hati-hati. Pakar mengimbau, masyarakat awam tidak membeli dan mengonsumsi obat ini sembarangan.

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Zullies Ikawati, Apt., mengatakan klorokuin tergolong sebagai obat keras dengan efek samping.

“Klorokuin adalah obat keras yangg juga ada efek sampingnya. Harus digunakan dengan resep dokter. Sebaiknya digunakan bagi mereka yang sudah positif kena atau suspect,” ujar Zullies, dikutip dari situs resmi UGM, Selasa (24/3/2020).

Menurut Zullies, klorokuin sejatinya adalah obat antimalaria yang kemudian digunakan juga sebagai imunosupresan pada pasien dengan penyakit autoimun, seperti lupus atau artritis rematoid.

Belakangan, klorokuin juga disebut memiliki efek antiviral, dan bahkan dipakai untuk mengatasi COVID-19 di China.

“Klorokuin memang dilaporkan memiliki efek antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV. Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor seluler angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang merupakan tempat masuknya virus SARS-CoV sehingga menghambat masuknya virus ke dalam sel,” jelasnya.

Klorokuin sudah digunakan secara luas selama lebih dari 70 tahun untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria, serta terapi pada penyakit autoimun (lupus dan artritis rematik). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkannya dalam daftar obat esensial, yakni obat-obatan untuk memenuhi prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan penduduk.

Saat ini baru ada dua publikasi ilmiah terkait uji coba klorokuin pada pasien terinfeksi SARS-CoV-2 atau penyebab Covid-19.

“Penggunaan obat ini harus diawasi dengan syarat ketat lantaran obat ini memiliki banyak efek samping dari yang ringan seperti gatal dan mual sampai berat seperti gangguan irama jantung bahkan dapat menimbulkan kematian,” ungkapnya.

Ia menyarankan agar masyarakat juga tidak menimbun dua macam obat tersebut. Sebaliknya, ia menganjurkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan meningkatkan sistem imun daya tahan tubuh melalui menjaga kebersihan diri serta berolahraga secara teratur di rumah.

“Sering cuci tangan, hindari kerumunan, jaga jarak dan jangan stres. Tetap waspada tapi tidak panik,” tutupnya. (Red)