Soal Infeksi Covid-19, Begini Penjelasan Dokter Ahli Paru Unisba

JABARNEWS | BANDUNG – Virus Corona atau Covid-19 merupakan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan dan saluran pencernaan, pada beberapa kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti batuk ringan, sesak nafas, flu dan diare. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru, akut gagal nafas, serta pendarahan saluran cerna bagian atas dan bawah.

Dokter ahli paru, Widhy Yudistira Nalapraya meskipun infeksi Covid-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, namun tak sedikit dari mereka yang hanya menunjukkan gejala ringan. Menurutnya, dari jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 81 persen di antaranya hanya mengalami gejala ringan bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Baca Juga:  Pakar Unpad: Erupsi Gunung Semeru Diakibatkan Ada Dua Gaya Ini, Bukan Tiba-tiba

“Sebetulnya cara paling akurat untuk mendeteksi seseorang terpapar atau tidaknya virus corona itu dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) tapi alatnya masih terbatas. Sehingga saat ini lebih banyak orang yang menggunakan metode rapid test. Namun, kelemahan jika kita menggunakan metode rapid test, virus baru akan terdeteksi di hari ketujuh,” kata Widhy dalam keterangan yang diterima, Rabu (1/4/2020).

Baca Juga:  Uu Ruzhanul UlumSebut Radikalisme dan Ketahanan Keluarga Jadi Tantangan Pemuda Hari Ini

“Jadi jika di pemeriksaan awal hasilnya negatif bisa saja berubah tujuh atau delapan hari kemudian saat melakukan pemeriksaan kembali,” tambahnya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) itu menyebut cara penularan Covid-19 terjadi melalui infeksi droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Sehingga, lanjut Widhy, droplet orang positif terinfeksi virus ini dapat menempel ke berbagai benda sehingga memungkinkan tangan penyentuhnya tercemar.

Selain itu, Widhy menjelaskan bahwa orang yang rentan terpapar virus corona adalah mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Agar dapat terhindar dari penyebaran virus Covid-19, dia mengungkapkan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan, salah satunya dengan berjemur di bawah sinar matahari.

Baca Juga:  Kemendikbud: Jangan Berikan Tugas Belajar Bagi Anak PAUD

“Antibody itu naik dengan pemberian vitamin D3 dan kita bisa memanfaatkan matahari untuk mendapatkanya. Jadi berjemur selama kurang lebih 30 menit di jam delapan sampai jam sepuluh itu bisa menambah daya imun tubuh kita. Kemudian, disempurnakan dengan rutin mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C,” jelasnya. (RNU)