Temui Moeldoko, Dubes China Jelaskan Soal Uighur di Xinjiang

JABARNEWS | JAKARTA – Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mempersilakan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim di Uighur, China.

“Silakan jika ingin berkunjung, beribadah, dan bertemu dengan masyarakat muslim Uighur,” kata Xiao Qian. Ajakan itu disampaikannya saat menemui Dr. Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, Selasa (17/12/2019), di Bina Graha Kompleks Istana.

Kedatangan Duta Besar Xiao Qian menyampaikan bahwa pemberitaan mengenai tindakan represif pemerintah China terhadap muslim Uighur tidaklah benar. Duta besar memastikan wilayah Xinjiang, kawasan yang banyak ditempati muslim Uighur kondisinya aman.

Baca Juga:  Sebuah Mobil Hangus Terbakar di Setiabudi Bandung, Diduga Karena Ini

“Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain, ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme,” kata Duta Besar Xiao Qian.

Selain membahas isu muslim Uighur, Duta Besar Xiao Qian juga menyampaikan tentang komitmen China pada kerjasama ekonomi China dan Indonesia. China terus menguatkan dan memperluas kerjasama perdagangan dan investasi di Indonesia. Investasi China di Indonesia saat ini sebesar 3,3 miliar dollar US, atau naik 83 persen dalam setahun terakhir. Angka ini menempatkan investasi China berada di nomor dua setelah Singapura.

Baca Juga:  Pasangan Beriman Dan Trendi Janji Perbaiki Nasib Nelayan Tanjung Beringin

Menanggapi persoalan di Xinjiang, Moeldoko memahami bahwa itu merupakan urusan internal China. Dia menyampaikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi, seringkali pemerintah sulit menghadapi serangan hoax. Hal yang sama pernah dialami Pemerintah Indonesia.

Baca Juga:  BMKG: Aktivitas Gempa Selama Januari 2020 Normal

Menanggapi hubungan kerjasama ekonomi, Moeldoko menyampaikan kritiknya tentang relokasi 33 perusahaan China.

“Mengapa tidak satupun yang relokasinya di Indonesia,” kata Moeldoko.

Dia berharap kerjasama kedua negara tidak hanya di bidang selain perdagangan dan investasi. Kerjasama harus diperluas di bidang militer, serta industri perikanan dan kelautan. (Red)