Sungai Cimanuk Meluap Sebabkan 4 Kecamatan di Garut Banjir

JABARNEWS | GARUT – Sebanyak 4 (empat) Kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat terendam banjir. Banjir akibat Sungai Cibarengkok sebagai hulu Sungai Cimanuk meluap setelah hujan deras mengguyur wilayah itu pada Selasa (7/4/2020).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat menyatakan bahwa banjir yang melanda empat Kecamatan yang dilanda banjir berada di Kecamatan Banjarwangi, Kecamatan Cikajang, Kecamatan Tarogog Kidul dan Kecamatan Cisurupan daerah pegunungan Garut.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Garut Tubagus Agus Sopyan menjelaskan bahwa berdasarkan laporan di lapangan hujan deras dan berlangsung lama telah mengguyur wilayah Garut sehingga menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi pemukiman rumah penduduk.

Baca Juga:  Sepak Terjang Para Wijayanto, Pimpinan Jamaah Islamiyah Indonesia

“Terjadinya banjir itu akibat meluapnya Sungai Cibarengkok di hulu Sungai Cimanuk pada Selasa (7/4),” kata Tubagus Rabu (8/4/2020).

Wilayah itu, kata Tubagus, setiap musim hujan selalu dilanda banjir karena adanya pendangkalan Sungai Cibarengkok. Selain itu Kecamatan Banjarwangi merupakan daerah rawan erosi lahan.

Baca Juga:  Penyelam Basarnas Yang Cari Lion Air Meninggal Karena Dekompresi

“Wilayah tersebut setiap tahunnya sering terjadi banjir akibat pendangkalan Sungai Cibarengkok,” katanya.

Disampaikannya bahwa bencana banjir itu menyebabkan rumah penduduk di beberapa desa Kecamatan Banjarwangi, Cisurupan dan Cikajang terendam air. Selain itu, ada fasilitas umum seperti sekolah terendam, bahkan jembatan dan tanggul sungai rusak.

Saat ini, lanjut dia, banjir bercampur lumpur itu sudah surut, dan sejumlah warga dan sukarelawan bencana telah diterjunkan ke lapangan untuk membantu membersihkan lingkungan yang terdampak banjir.

Baca Juga:  Menkes Budi Minta Posyandu Layani Seluruh Siklus Hidup Manusia

“Banjir tadi malam juga sudah surut,” katanya.

Bencana banjir tersebut tidak dilaporkan menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian materi dan kerusakan fasilitas umum, demikian Tubagus Agus Sopyan.

Ketinggian air dikabarkan sempat mencapai satu meter dan masuk ke rumah-rumah penduduk. Padahal, lokasi rumah warga saat ini berada cukup jauh dari bibir sungai setelah direlokasi pasca banjir bandang 2016. (Ara)