Fitur Forward Pesan WhatsApp Akan Dibatasi Hanya untuk Satu Orang

JABARNEWS | BANDUNG – WhatsApp akan membatasi fitur meneruskan pesan, dimana pengguna hanya bisa meneruskan pesan tersebut ke satu obrolan (chat) dalam satu waktu, demi membatasi penyebaran hoaks saat pandemi virus corona.

“Sebagai layanan perpesanan pribadi, selama bertahun-tahun kami telah melakukan beberapa upaya untuk membantu menjaga percakapan yang bersifat pribadi bagi pengguna,” ujar whatsApp, Rabu (05/07/2020).

Seperti di ketahui, pesan yang diteruskan, atau di-forward, ditandai dengan ikon tanda panah ganda, double arrows. Fitur ini diperkenalkan tahun lalu, untuk menandai bahwa pesan tersebut bukan berasal dari si pengirim.

Baca Juga:  Daerah Otonomi Baru Indramayu Barat Tunggu Persetujuan DPRD

Sebelumnya WhatsApp telah meberikan bocoran dua fitur baru perubahan terkait akan ada perubahan besardalam aplikasinya. Namun, kini dengan fitur yang akan diberlakukannya itu menurut WhatsApp, fitur pembatasan meneruskan pesan bisa mengurangi tingkat viral hingga 25 persen.

“Kami percaya sangat penting untuk menghambat penyebaran pesan-pesan ini agar WhatsApp tetap menjadi tempat yang tepat untuk menjalin percakapan personal,” kata WhatsApp.

Baca Juga:  Tujuh Pelaku Perampokan Bank di Karawang Ditangkap, Polisi: Empat Orang Masih DPO

WhatsApp tidak berpendapat pesan yang viral selalu berarti buruk, namun, mereka menilai terlalu banyak pesan yang viral berpotensi mengandung misinformasi.

WhatsApp sejak Maret lalu bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk meluncurkan chatbot Covid19.go.id untuk mengurangi informasi tidak benar seputar virus corona di Indonesia.

Baca Juga:  Polres Cianjur Dirikan Posko Dapur Umum Covid-19

Layanan chatbot ini memberikan informasi dari sumber resmi terkait COVID-19 serta tips untuk melindungi diri dari virus corona.

WhatsApp juga membuat layanan serupa untuk WHO agar pengguna mereka di seluruh dunia bisa mendapatkan informasi mengenai COVID-19 dari sumber yang resmi.

Selain Indonesia, platform milik Facebook Inc ini juga bekerja sama dengan lebih dari 20 kementerian kesehatan di seluruh dunia. (Ara)