Awal Pekan, Mata Uang Rupiah Perkasa Libas Dollar AS

JABARNEWS | BANDUNG – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Stabilitas di pasar mulai tercipta, sehingga investor berani masuk ke aset-aset berisiko di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

Pada Senin (13/4/2020), US$ 1 setara dengan Rp 15.750 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Jumat Agung.

Setelah tertekan pada pekan III dan IV Maret, sepertinya rupiah mulai menemukan bentuk permainan terbaik. Dalam dua pekan terakhir, mata uang Tanah Air menguat 3,22% di hadapan dolar AS.

Baca Juga:  Instruktur Senam Ini Gagas Sekolah Anjal di Alun-Alun Kota Cimahi

Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.800 per dolar AS pada Senin (13/4/2020) pagi. Posisi tersebut menguat 0,50 persen dibandingkan perdagangan Kamis (9/4/2020) sore di level Rp15.880 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Mata uang Garuda berhasil menguat bersama yen Jepang sebesar 0,37 persen dan rupee India 0,06 persen.

Baca Juga:  Pemerintah Berencana Hapus 96 Lembaga Negara, Ini Kata Bamsoet

Sementara itu, dolar Singapura melemah 0,27 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, won Korea Selatan melemah 0,84 persen, peso Filipina melemah 0,08 persen, yuan China melemah 0,16 persen, ringgit Malaysia melemah 0,23 persen, dan baht Thailand turun 0,28 persen terhadap dolar AS. Sedangkan dolar Hong Kong terpantau stagnan.

Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak variatif terhadap dolar AS. Terpantau, poundsterling Inggris menguat 0,11 persen dan franc Swiss menguat 0,01 persen. Sedangkan, dolar Australia melemah 0,17 persen dan dolar Kanada melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.

Baca Juga:  Rumah Mewah Syahrul Yasin Limpo di Jakarta Selatan Disita, KPK Bilang Begini

Meski menguat, Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan melemah pada perdagangan hari ini. Ia mengatakan peningkatan tajam jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) memberikan sentimen negatif kepada ekonomi global dan domestik. Kondisi ini juga berdampak buruk pada nilai tukar rupiah serta aset berisiko lainnya. (Red)