Kendala Belajar di Kecamatan Ujung Purwakarta Saat Pandemi Covid-19

JABARNEWS | PURWAKARTA – Proses pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung beberapa pekan. Sistem belajar mengajar berubah dari tatap muka menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi. Sejumlah sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam proses belajar mengajar tentu tidak menemui banyak masalah.

Namun, hal sebaliknya berlaku bagi sekolah, guru, dan siswa yang baru pertama kali menjalankannya. Apalagi, daerah minim fasilitas, baik peranti maupun jaringannya.

“Bagi sebagian siswa di perkotaan, sistem belajar jarak jauh ini tentu tidak menjadi kendala karena tersedianya fasilitas. Namun berbeda dengan pelajar SMAN 1 Sukasari, Kabupaten Purwakarta,” ungkap Kepala SMAN 1 Sukasari, Ahmad Rivai, saat ditemui di ruangan kerjanya. Pada Senin (13/4/2020).

Ia menambahkan, meskipun mulai Senin (13/4/2020) ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghadirkan program Belajar dari Rumah di TVRI, tapi pihaknya masih memberikan tugas-tugas melalui Aplikasi chating WhatsApp kepada setiap murid-muridnya saat belajar di rumah.

Baca Juga:  Ini Perkembangan Kasus OTT Pejabat Kabupaten Bogor

“Selain belajar di TVRI, setiap wali kelas memiliki satu grup whatsapp yang bertujuan untuk memberikan soal-soal kepada murid-murid selama masa belajar dirumah,” kata Ahmad.

Ia menerangkan, setiap masing-masing guru mata pelajaran diwajibkan membuat tugas-tugas yang nantinya akan diberikan kepada setiap anak didiknya.

Namun, tambah Ahmad, tugas yang diberikan kepada murid tidak membebani. Dan setelah selesai mengerjakan, setiap murid itupun memfoto hasil kerjaan yang telah dibuat.

“Ada juga kita bagikan tugas-tugas dari guru masing-masing mata pelajaran, lalu kita share lagi ke grup. Dan setelah murid-murid itu selesai mengerjakan, nanti setiap murid itu memfotokan hasil soalnya dan kirim ke group whatsapp itu,” katanya.

Baca Juga:  Transisi New Normal, Pemkab Kuningan Gelar 1000 Rapid Test untuk Warga

Tetapi, selama proses belajar yang digantikan melalui aplikasi chating tersebut, ia menuturkan terdapat kendala yang diterjadi.

Kepala sekolah itu menyampaikan, di lingkungan sekolahnya masih ada terdapat murid maupun orang tua murid, yang tidak memiliki handphone pendukung, seperti handphone berbasis android.

“Ada kendala yang terjadi, masih ada murid-murid maupun orang tua murid di sekolah kami yang tidak memiliki handphone android. Selain itu jika pun ada HP, keterbatasan kuota dan jaringan yang kurang mendukung juga menjadi kendala. Jadi kami kadang kesulitan disitu untuk menghubungi mereka,” ucapnya.

Ia pun sangat menyayangkan hal tersebut terjadi, dan untuk mengatasi masalah itupun beberapa muridnya terpaksa harus menumpang handphone milik temannya untuk memfoto dan mengirimkan hasil kerjaannya.

Baca Juga:  Sengketa Sekda Kota Bandung, Benny Bachtiar Akan Ajukan Kasasi ke MA

“Kadang pakai hp temannya yang punya android, ada sampai satu nomor kirim beberapa hasil kerjaan untuk menumpangkan kawan-kawannya,” tuturnya.

Dengan kendala-kendala tersebut, lanjut dia, pihaknya terus berupaya mencari solusi agar proses belajar mengajar tetap tersalurkan dengan baik, sekalipun harus dilakukan di rumah.

“Ternyata dengan adanya wabah ini memberikan pelajaran untuk kita bahwa belajar di ruang kelas dengan guru secara langsung tidak dapat tergantikan oleh apapun. Karena menurut saya setidak efektif apapun KBM di ruang kelas tetap itu adalah yang terbaik; materi pelajaran dapat disampaikan dengan langsung, jika ada siswa yang tidak paham mereka bisa secara langsung bertanya kepada guru yang bersangkutan. Mudah-mudahan wabah ini segera berakhir, dan semua aktivitas bisa berjalan dengan normal,” pungkasnya. (Gin)