Terpukul Corona, Curhat Pengusaha UMKM: Semoga Segera Berakhir

JABARNEWS | PURWAKARTA – Ditengah wabah Virus Covid 19 mulai mewabah di daerah tersebut sejak beberapa pekan terakhir berimbas pada daya jual para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Wilayah Kabupaten Purwakarta menurun drastis setelah adanya virus corona yang telah menjadi pandemi.

Para pelaku usaha kecil dan menengah termasuk yang paling terkena imbas situasi darurat pandemi covid-19. Seperti yang dirasakan Rina Mardiana selaku salah satu pemilik industri rumahan simping berlokasi di jalan dr Mr Kusumatmaja, Kelurahan Cipaisan Kecamatan Purwakarta misalnya.

Baca Juga:  Sejumlah Warga Keluhkan Jembatan Penghubung Antar Kabupaten yang Nyaris Ambruk

Akibat dampak dari wabah virus yang juga dikenal sebagai corona ini Rina terpaksa harus memberhentikan sementara aktivitas produksi simpingnya sejak tiga pekan terakhir.

“Sejak kemunculan wabah virus corona, penjualan simping setiap harinya menurun drastis,” kata Rina di Purwakarta. pada Kamis (16/4/2020).

Diungkapkan Rina, sebelum ada Covid-19, dalam sehari tidak kurang dari 500 bungkus simping habis terjual, namun kini menghabiskan 30 bungkus saja membutuhkan waktu lama.

Menurutnya, hal itu terjadi karena para pelanggan memberhentikan sementara permintaan oleh-oleh khas Purwakarta ini. Bahkan, tambah Rina, jumlah konsumen datang ke toko miliknya juga menurun jika dibandingkan sebelumnya.

Baca Juga:  Puluhan ASN Sergai Jalani Rapid Test dan Swab, Ini Hasilnya

“Kalau hari libur banyak warga yang hendak ke luar kota membeli simping di sini, atau wisatawan datang ke Purwakarta membeli simping sebagai oleh-oleh. Tapi sekarang tidak ada,” jelas perempuan yang juga akrab disapa Teh Ina itu.

Atas kondisi ini, dengan berat hati Teh Ina memutuskan untuk sementara waktu merumahkan seluruh karyawannya yang berjumlah 18 orang, untuk menghindar kerugian.

Baca Juga:  Kemenkeu Bisa Akses Semua Informasi Saldo Tabungan Hingga Penghasilan

“Yah mau gimana lagi kondisinya begini, untuk menghabiskan stok yang masih ada saja saya terpaksa menurunkan harga dari sebelumnya Rp10.000 menjadi Rp9.000 per bungkus,” keluh teh Ina.

Meski begitu, Teh Ina mengaku akan kembali produksi simping pada ramadan atau dua pekan menjelang lebaran.

“Laku gak laku gimana nanti saja, mudah-mudahan kondisi seperti ini segera berakhir dan ekonomi kembali pulih,” harapnya. (Gin)