Pria Lumpuh Ini Terharu Saat Dapat Bantuan dari Polresta Deli Serdang

JABARNEWS | DELI SERDANG – Budiman Sihombing (41) warga Dusun 3, Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang sempat meneteskan saat menerima bantuan sembako diserahkan Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang Kompol Oktavianus, Selasa (21/4/2020).

Dengan menggunakan tongkat, Budiman didampingi istrinya Tiur Nababan (42) langsung meneteskan airmata ketika menerima bantuan sembako tersebut dari tangan Kompol Oktavianus.

Pria mengalami cacat lumpuh akibat kecelakaan ini sempat terkejut melihat kedatangan Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang datang memberikan bantuan sembako. Sembako tersebut langsung diserahkan Kompol Oktavianus kepada Budiman.

Baca Juga:  Kurs Rupiah Sore Ini Loyo, Masih Tertekan Kasus Covid-19

“Bantuan ini bentuk keperdulian bapak Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Yemi Mandagi terhadap warga tidak mampu,” katanya pada Budiman sambil menyerahkan sembako.

Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang Kompol Oktavianus pada jabarnews.com mengatakan, bantuan berupa sembako diberikan atas keperdulian Polresta Deli Serdang terhadap masyarakat kurang mampu terdampak pandemi Covid-19. Sekaligus memperingati Hari Kartini .

Baca Juga:  Calon Kepala Daerah Abaikan Protokol Covid-19, Mendagri: Ya Jangan Dipilih Lah

“Pemberian sembako pada warga kurang mampu dilakukan secara door to door agar tidak terjadi pengumpulan massa disaat pandemi Covid-19,” katanya.

Kompol Oktavianus mengaku sempat iba melihat Budiman kini menderita lumpuh akibat kecelakaan meneteskan airmata saat menerima sembako. Dia berharap bantuan diberikan dapat meringankan beban Budiman disaat pandemi Covid-19.

“Mudah mudahan bermanfaat bagi yang menerima. Aksi kita ini akan terus berlanjut untuk membantu saudara saudara kita membutuhkan,’ bilangnya.

Baca Juga:  MPR Setuju Adanya Wakil Panglima TNI

Ditempat terpisah, Tiur Rusmina Nababan (42) mengatakan, sejak suaminya kecelakaan mereka terus kesulitan mencari biaya untuk makan. Terutama sejak dirinya dipecat dari pekerjaannya di pabrik membuat mereka kesulitan mencari biaya untuk makan.

“Suami cacat dan aku dipecat dari pekerjaan, sekarang anak-anak terancam putus sekolah karena tidak ada biaya,” terangnya. (Ptr)