Ditetapkan Zona Merah, 1 Kampung Di Garut Diisolasi

JABARNEWS | GARUT – Sebanyak 315 kepala keluarga di Kecamatan Cigedug akhirnya diisolasi mandiri mulai Rabu (22/4/2020). Isolasi tersebut dilakukan setelah pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menyebut bahwa pasien yang sempat kabur dari ruang isolasi tersebut diketahui sempat melakukan kontak di kampungnya dengan sekitar 41 kepala keluarga. Ke-41 kepala keluarga tersebut kemudian melakukan kontak dengan warga lainnya yang ada di kampung tersebut.

“Dengan pertimbangan tersebut, mulai hari ini satu kampung di Kecamatan Cigedug diisolasi dengan pertimbangan daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah. Ini karena ada pasien yang positif dan meninggal dunia, ditambah ada kontak erat dengan puluhan kepala keluarga,” sebutnya.

Baca Juga:  Keren.. Kampung Madu Kini Ada di Kota Bandung Loh

Jumlah kepala keluarga yang diisolasi di kampung tersebut, dikatakan Helmi berjumlah 315 orang. Mereka diisolasi karena diduga seluruhnya melakukan kontak dengan 41 kepala keluarga yang sempat melakukan kontak dengan pasien.

“Jumlah yang diisolasi juga atas dasar kesepakatan bersama pemerintah setempat,” katanya.

Selain itu, Wabup juga mengungkapkan bahwa kampung di sekitar yang tidak diisolasi akan diawasi secara ketat, termasuk tiga kecamatan sekitarnya, yaitu Cikajang, Cisurupan, dan Bayongbong.

“Kita akan berlakukan sosial dan physical distancing secara ketat,” ungkapnya.

Sebelum mengisolasi satu kampung, Helmi mengaku bahwa pihaknya pun sempat melakukan rapid test kepada ratusan warga di kampung tersebut. Hasilnya sendiri beberapa di antaranya tidak reaktif.

Baca Juga:  Begini Cara Ampuh untuk Menstabilkan Jaringan Saat Bermain Game

Dia menyebut bahwa selama 315 kepala keluarga diisolasi, Pemerintah Kabupaten Garut akan menyiapkan jaminan kehidupan minimal selama 10 hari ke depan.

Sementara itu, Kepala Desa Cigedug, Basit Abdul Kodir menyebut bahwa warganya sudah siap melakukan isolasi mandiri karena sadar hal tersebut untuk kepentingan banyak orang.

Untuk kampung yang diisolasi lokasinya sedikit menjorok ke dalam dari ruas yang yang menghubungkan antara Kecamatan Cigedug dan Cikajang. Walau begitu ada tiga jalan yang bisa jadi pintu masuk ke kampung tersebut, namun seluruhnya akan dijaga oleh satgas.

Baca Juga:  TKI Asal Tasikmalaya Dinyatakan Selamat Dari Virus Corona

Untuk menampung bantuan bagi warga yang diisolasi, sebuah posko didirikan di dekat pintu masuk kampung. Bantuan pertama, berupa 350 paket sembako telah dibagikan langsung kepada warga.

Helmi Budiman menyebut bahwa kasus isolasi kampung ini merupakan dampak dari lamanya hasil uji laboratorium pasien. Dia telah meminta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil agar memberi atensi terhadap persoalan tersebut.

“Dengan lambatnya hasil uji swab, potensi orang dalam pemantauan bisa semakin banyak. Kita berharap agar hasil tes swab bisa keluar setelah 3 hingga 4 hari agar kita bisa cepat lakukan antisipasi,” ujarnya. (Red)