Nasib Kebun Binatang Saat Pandemi Corona Melanda

JABARNEWS | BANDUNG – Pariwisata sangat terdampak dari adanya wabah virus corona. Salah satunya adalah tempat wisata seperti kebun binatang yang semakin tidak ada pengunjungnya.

Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) mengungkapkan bahwa keberadaan kebun binatang (KB) tengah mati suri sejak pandemi Corona atau COVID-19 merebak. Dari 60 anggota PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) di lingkup Kebun Binatang (KB), sudah tutup sejak pertengahan Maret 2020.

Humas dan promosi PKBSI Sulhan Syafi’i dalam keterangannya mengatakan hal ini menjadi dilema, karena berbuntut pada menipisnya pakan untuk keberlangsungan hidup satwa di dalamnya. Berdasarkan data PKBSI kemampuan bertahan untuk pemberian pakan 92,11% kurang dari satu bulan.

Rinciannya, Kebun Binatang yang mampu bertahan menyediakan pakan selama jangka waktu 1- 3 bulan sebanyak 5,26%. Dan Kebun Binatang yang mampu menyediakan pakan lebih dari 3 bulan hanya berkisar 2,63%.

Baca Juga:  Risma Laporkan 21 Juta Data Ganda Penerima Bansos ke KPK

“Artinya, 90% anggota PKBSI hanya bisa bertahan dalam satu bulan. Salah satu prioritas mendesak bagi kelangsungan hidup KB, khususnya kesehatan dan kesejahteran satwa koleksinya adalah penguatan ketahanan pakan,” ujar Sulhan.

Mengacu ke situasi krisis ini, hampir seluruh manajemen kebun binatang melakukan penyesuaian terhadap manajemen pakan satwa. Mulai dari substitusi, pengurangan porsi hingga pendekatan manajemen pakan lainnya. Tentu tetap bedasarkan pada etika hewan maupun kesehatan dan kesejahteraan satwa.

“Kemampuan pakan tidak selalu terkait dengan persoalan finansial. Ada jenis-jenis satwa tertentu yang membutuhkan jenis pakan khusus yang hanya bisa diperoleh dari supplier khusus dengan perlakuan tertentu,” ungkap Sulhan yang juga Markom Kebun Binatang Bandung ini.

Baca Juga:  Proses Hukum Kasus Meme Stupa Berlanjut, Roy Suryo Nginap di Rutan Polda Metro Jaya

Dengan kata lain, faktor finansial menjadi faktor penting bagi kelangsungan ketersediaan suplai pakan. Sebab, dari seluruh biaya operasional KB, biaya pakan menduduki peringkat kedua setelah biaya tenaga kerja. Komponen yang juga penting di urutan ketiga besaran biayanya adalah obat-obatan.

“Selama ini, kegiatan PKBSI beserta ± 60 KB anggotanya memiliki kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Kegiatan seluruh KB mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 22,000 orang,” papar Sulhan.

Peran lain kebun binatang adalah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah melalui multiplier effect kegiatan hotel, restoran, transportasi, suplai pakan dan sebagainya. Termasuk berkontribusi langsung terhadap daerah setempat.

Baca Juga:  Pesta Gay di Kuningan Sita Perhatian, Fahira Idris: Warga Jangan Ragu Lapor

Total jenis satwa yang menjadi koleksi seluruh KB anggota PKBSI sebanyak 4,912 jenis satwa endemik maupun satwa dari berbagai belahan dunia. Terdiri dari jenis karnivora, herbivora, reptilia, unggas, dan jenis lainnya.

Beberapa diantaranya tergolong flagship species yang menjadi icon Indonesia. Seperti Anoa, Harimau Sumatera, Tapir, Orang Utan Sumatera dan jenis lainnya.

Jumlah populasi total satwa di seluruh KB sebanyak ± 70,000 ekor. Secara legalitas, seluruh satwa dimaksud adalah asset negara yang bukan hanya wajib dilestarikan. Namun juga dijaga kesejahteraannya.

“Sebagai catatan, ada 50 juta pengunjung kebun binatang dalam setahun. Artinya, ada manfaat ekonomi di bidang transportasi, hotel, restoran, souvenir yang bisa hidup,” tandasnya. (Red)