Inilah Waktu yang Tepat Meminum Jamu Saat Puasa Ramadhan

JABARNEWS | BANDUNG – Saat berpuasa tentunya tidak diperbolehkan makan dan minum seharian penuh, maka bulan puasa bisa menjadi dilema bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk mengatasi penyakit tertentu.

Terlebih di situasi pandemi seperti sekarang. Usaha yang dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh harus lebih ekstra. Selain dari asupan nutrisi dan istirahat yang cukup, menjaga daya tahan tubuh juga bisa mengonsumsi ramuan tradisional seperti jamu.

Pakar kesehatan tak melarang Anda mengonsumsi jamu saat Ramadhan, baik itu usai berbuka puasa atau sahur. Namun, ada kondisi tertentu yang perlu Anda perhatikan terutama yang menderita penyakit gangguan lambung.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania mengatakan bagi mereka yang mengalami masalah lambung sebaiknya mengonsumsi jamu setelah makan berbuka puasa.

Baca Juga:  Pembangunan WU Tower Ternyata Tak Miliki Izin

“Selama puasa kita bisa minum dua kali yakni saat sahur dan berbuka puasa. Kalau ada keluhan nyeri lambung sebaiknya minuman jamu diminum setelah makan, kecuali saat sahur tidak ada keluhan lambung bisa diminum duluan sebelum makan,” kata dia dalam diskusi via daring.

Menurut Tania, saat berbuka sebaiknya konsumsi dulu air putih untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa berjam-jam, lalu asupan glukosa misalnya dari kurma, diikuti hidangan takjil namun tak berlebihan. Setelah itu, baru Anda bisa mengonsumsi jamu.

“Saya anjurkan minum jamu setelah takjil misalnya. Saat berbuka kan air putih dulu karena kita dianggap sedang dehidrasi, setelah itu asupan glukosa misalnya kurma, lalu takjil lain tak berlebihan setelah itu jamu,” ujar dr Tania.

Asupan jamu setelah takjil bagus untuk tubuh karena bisa membantu mengurangi kandungan lemak yang berlebihan saat Anda mengonsumsi hidangan takjil semisal gorengan dan makanan yang digoreng lainnya.

Baca Juga:  Heboh Kabar Perceraian Nathalie Holscher dan Sule, Putdel Jadi Trending Topik Twitter

Namun, khusus untuk penderita gangguan lambung misalnya GERD, konsumsi jamu setelah makan bertujuan agar lambung aman, tidak teriritasi zat-zat dari jamu yang mungkin bisa membuat lambung yang sudah teriritasi itu menjadi semakin terititasi.

Tania mengatakan, sebenarnya ada herbal yang berpotensi meredakan GERD, tetapi ini belum uji klinik namun hasil testimoni pasien dan penelitian pra kilnis menunjukkan hal positif.

“Misalnya daun ketumbar, bisa membantu mengurangi keluhan pasien GERD. Saya anjurkan dijadikan salad atau dimakan mentah, mengurangi aliran balik asam lambung. Tetapi ini belum uji klinis,” ujar dia.

Selama bulan Ramadan, jamu bisa dikonsumsi saat sahur untuk menjaga tubuh tetap kuat selama seharian. Terlebih cara membuat ramuan tradisional ini terbilang mudah sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkannya ketika sahur.

Baca Juga:  Motekar Masuk 99 Inovasi Terbaik Indonesia

“Sebenarnya banyak cara untuk membuat jamu. Cara yang paling mudah misalnya jahe, sereh itu dicuci bersih. Kemudian digeprek, dikupas atau diiris-iris tipis lalu siram dengan air mendidih. Setelahnya dikasih gula aren,” jelas dr Tania.

Ada baiknya ramuan tradisional tersebut diminum selagi hangat. Sebab kandungan zat aktifnya terbilang masih tinggi. Selain itu, ada pula cara lain yang bisa meningkatkan zat aktif atau membuat rasa jamu menjadi lebih pedas.

“Jadi jahe sama sereh bisa aja direbus dulu ya sampai mendidih kira-kira 15 menit, kemudian matikan kompor, saring, terus minum. Kedua cara ini paling mudah untuk membuat jamu” tandas dr Tania. (Red)