Obat Ini Terbukti Efektif Bantu Sembuhkan Pasien Corona

JABARNEWS | BANDUNG – Obat antivirus eksperimental remdesivir produksi Gilead Sciences Inc. membantu menyembuhkan gejala pada pasien COVID-19. Hasil ujicoba menemukan, obat tersebut membuat pasien Covid-19 pulih 30 persen lebih cepat daripada lainnya.

Dalam penelitian Gilead, 62 persen pasien yang diobati lebih awal pulang dari rumah sakit, dibanding dengan 49 persen pasien yang diobati terlambat, katanya.

Percobaan itu sedang menguji 397 pasien, mengevaluasi keamanan dan keampuhan resep pengobatan dosis 5 hari dan dosis 10 hari remdesivir pada pasien rawat inap COVID-19 yang parah.

Baca Juga:  Soal Kabar Lionel Messi Batal ke Indonesia, Erick Thohir Sampaikan Pesan Menohok ke Masyarat: Beda!

Perhatian terhadap obat Gilead sangat tinggi sebab saat ini tidak ada pengobatan yang disetujui atau vaksin pencegah COVID-19, dan dokter sangat membutuhkan apa saja yang mungkin mampu mengubah perjalanan penyakit yang menyerang paru-paru dan dapat mematikan organ lain pada kasus yang sangat parah.

Perusahaan itu juga menyebutkan uji coba terpisah dari Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi berhasil memenuhi tujuan utama penelitian, namun pihaknya tidak memberikan data lebih lanjut.

Baca Juga:  Tahun 2019, 2 Pasar Di Bandung Bakal Direvitalisasi

Remdesivir sebelumnya sempat gagal dalam uji coba untuk menangani Ebola, Remdesivir termasuk golongan obat yang bekerja pada virus secara langsung dengan mengendalikan tanggapan autoimun yang abnormal.

Kendati memberikan kabar baik, namun para ilmuwan lain mengingatkan bahwa hasil uji coba sepenuhnya masih perlu dilihat dengan saksama.

Peneliti dari Tsinghua University School of Medicine, Beijing, China, Babak Javid mengatakan bahwa hasil uji coba ini bisa mengarah pada persetujuan terhadap remdesivir sebagai obat infeksi virus corona. Namun, dia mengingatkan bahwa remdesivir tak bisa menjadi ‘peluru tunggal’ untuk mengatasi Covid-19.

Baca Juga:  Rp. 3 Miliar, Obat Untuk Anak Joanna Alexandra

“Harus diingat pula bahwa remdesivir bukan ‘magic bullet’ dalam konteks ini,” kata Javid. ‘Magic bullet’ merujuk pada istilah pengobatan paling sempurna dan terbaik untuk mengatasi suatu penyakit tanpa memberikan efek samping. (Red)