Lakukan Ini Jika Anak Mengalami Gejala Virus Corona

JABARNEWS | BANDUNG – Virus Corona memang menyerang semua umur, meski terlihat lebih banyak menyerang orang dewasa. Namun sebenarnya beberapa kasus infeksi virus corona pada anak sudah ditemukan. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona pada bayi maupun anak-anak.

Sangat penting untuk mengikuti pedoman ini jika Anda berpikir anak Anda menderita COVID-19 dan didiagnosis menderitanya. Orang tua dan pengasuh harus mempercayai naluri mereka dan menghubungi dokter anak jika anak tampak sakit, terutama jika mengalami batuk atau demam.

Dokter spesialis anak Atilla Dewanti menjelaskan tanda-tanda gejala demam, pilek, batuk dan diare yang serius pada anak dan harus segera ditangani petugas kesehatan.

Ketika anak mengalami demam, pilek, batuk atau diare, sebaiknya orangtua jangan terlalu khawatir bila kondisi mereka masih terlihat baik-baik saja.

“Tetap waspada, tapi kalau anak masih lincah, ketawa-ketawa, main-main dan happy, jangan terlalu khawatir,” kata Atilla dalam Facebook Live Johnson’s Parents Club.

Baca Juga:  Halah! Kasus KDRT Lesti Kejora Selesai, Rizky Billar Janji akan Jadi Ayah yang Baik Bagi Keluarganya

Orangtua diminta untuk menunda membawa anak ke rumah sakit selama pandemik COVID-19 kecuali dalam keadaan gawat darurat. Lantas, bagaimana cara mengetahui bahwa anak yang sakit bisa ditangani di rumah atau harus segera dibawa ke dokter?

Demam

Saat anak demam, berikan air minum dan ASI yang lebih banyak. Setelah itu, pakaikan baju yang longgar dan nyaman. Dia menegaskan, tak perlu memakaikan anak selimut terlalu tebal atau memberikan kaos kaki karena justru akan menghalangi penguapan dari tubuhnya.

“Enggak perlu diuntel-untel dan dibedong,” kata dia.

Bila demam belum turun, berikan anak paracetamol dengan dosis 10 miligram per kilogram berat badan anak. Untuk anak dengan berat badan 10 kg, berarti paracetamol yang dibutuhkan adalah 100 mg. Obat paracetamol bisa diberikan tiap delapan jam bila anak masih panas.

Baca Juga:  [INFOGRAFIS] Cara Pencegahan Covid-19

“Demam yang harus dikhawatirkan itu ketika diberi obat turun, tapi habis itu naik lagi suhunya. Kalau sudah dua hari masih demam, anaknya lemas, curigai jangan-jangan ada penyakit lain, sebaiknya ke dokter.”

Batuk dan pilek

Batuk dan pilek dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk alergi. Jika orangtua punya alergi, ada kemungkinan anak juga mengalami alergi. Cara mencegah batuk pilek akibat alergi adalah menghindari faktor pencetusnya.

Selain itu, hindari juga minuman dingin dan makanan manis. Berikan anak lebih banyak air hangat serta oleskan salep gosok di dada dan punggung.

“Jika perlu, minum obat batuk dan pilek. Jika tiba-tiba sampai sesak, napas tersengal lebih dari 40-60 kali semenit, harus langsung ke dokter,” kata dia.

Diare

Buang air besar yang encer lebih dari lima kali alias diare bisa disebabkan oleh alergi makanan ketika anak baru mencicipi hidangan baru. Diare juga bisa diakibatkan tangan kotor anak yang dimasukkan ke mulut.

Baca Juga:  Ternyata Ini Penyebab Kita Sering Ngantuk Setelah Makan Siang Menurut dr. Clarin Hayes

Untuk mengatasi diare, Atilla menyarankan orangtua agar menghindari asupan sayur dan buah pada anak. Berikan juga cairan oralit dan perbanyak minuman untuk mengganti cairan tubuh anak yang keluar saat diare.

“Minum selang seling antara oralit dan air putih, kalau anak mau susu atau ASI juga tidak apa-apa,” kata dia.

Menjaga anak agar tidak dehidrasi penting ketika buah hati mengalami diare. Orangtua dapat memantau frekuensi anak buang air kecil. Bila diare lebih dari delapan kali sehari dan dehidrasi, segera bawa ke dokter.

Orangtua perlu segera membawa anak ke dokter jika ia terlihat mengalami gejala infeksi virus corona. Terutama jika ada riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi virus Corona atau bepergian ke daerah yang mengalami wabah COVID-19 dalam waktu 2 minggu terakhir. (Red)