Nenek Ugih, Hidup Dalam Jeratan Kemiskinan Hingga Luput Bantuan Pemerintah

JABARNEWS | CIMAHI – Seorang nenek asal Kota Cimahi, Jawa Barat bernama Ugih Sumarni (77), hidup dalam jeratan kemiskinan. Walau begitu, hingga kini dirinya tak pernah tersentuh bantuan pemerintah sama sekali.

Wanita yang sudah menjanda sejak 1988 silam ini tinggal dengan anak bungsunya, Juariah (41), yang juga tidak bekerja, serta tiga orang cucu yang masih sekolah. Ugih sekeluarga tak tersentuh bantuan pemerintah. Selama bertahun-tahun, mereka tak pernah mendapatkan bantuan apapun.

Juariah, terpaksa tak bekerja lantaran harus menjaga sang ibu yang saat ini hanya bisa terbujur kaku di atas kasus. Ugih tak bisa bangun dari tempat tidur karena kakinya luka akibat tabrak lari pengendara motor tujuh tahun lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia menunggu kiriman uang dari kakak-kakaknya, yang juga hidup tak berkecukupan. Ditambah saat ini tengah pandemi COVID-19, sontak kiriman uang pun makin tersendat.

Baca Juga:  Sebuah Kapal Tanker Milik PT Waruna di Pelabuhan Belawan Meledak

“Ibu saya janda dari tahun 1988 belum pernah dapat bantuan. Saya juga janda tapi enggak terdaftar bantuan. Belum pernah sekalipun didata untuk dapat bantuan sama RT, RW, apalagi kelurahan,” kata Juariah saat ditemui di kediamannya, Minggu (3/5/2020) dilansir detikcom.

Walau tinggal dalam jeratan kemiskinan, Nenek Ugih tetap menyekolahkan tiga orang cucunya. Ia hidup di rumah sederhana sambil menahan rasa sakit akibat mengidap kanker tulang pada kaki kirinya sejak 2013.

Sekali waktu, ketika kiriman dari kakaknya belum juga diterima, Ugih, Juariah, dan ketiga anaknya sempat tak makan seharian. Mereka malu meminta pada tetangga meskipun kelaparan.

“Saya pantang minta-minta sama tetangga, lebih baik puasa. Sebisa mungkin buat ibu selaku dikasih makan, meskipun cuma roti atau makanan ringan, yang penting enggak kelaparan, kalau saya sama anak-anak ga apa-apa kelaparan,” katanya lirih.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Satu Pelaku Penipuan Tiket Konser Coldplay

Hingga akhirnya kabar soal kondisi keluarganya viral di media sosial, mulai ada perhatian dari banyak pihak, termasuk yang selama ini menutup mata akan keberadaan keluarga mereka.

“Setelah viral kalau ibu saya sakit dan butuh bantuan, baru pengurus RT dan RW datang mau ngedata. Selama ini kemana saja. Cukup keluarga kami yang seperti ini, kasihan kalau keluarga lain yang mungkin lebih sengsara dari saya dapat perlakuan yang sama,” bebernya.

Ia berharap banyak pihak yang ikhlas membantu biaya berobat ibunya ke rumah sakit.

“Pengennya dibawa ke rumah sakit, kemarin sudah dirujuk ke RS Hasan Sadikin tapi kondisinya lagi COVID-19. Khawatir ibu saya tertular, mungkin tunggu dulu aja sambil kumpulin biayanya,” tandasnya.

Ia mengaku tak mengerti kenapa keluarganya dibedakan oleh pengurus RT dan Rw, bahkan oleh kelurahan. Padahal kondisi ia dan sang ibu yang sakit parah, bukan orang berkecukupan.

Baca Juga:  Link Live Streaming Arsenal Vs Liverpool di Community Shield

“Jangankan buat berobat ibu, buat makan saja sulit. Saya enggak tega lihat ibu saya tiap malam kesakitan, kadang enggak tidur karena kakinya sakit,” terangnya.

Mendengar ada seorang janda tua yang membutuhkan bantuan, Kasatlantas Polres Cimahi, AKP Susanti Samaniah mengatakan, dirinya bersama jajaran tergerak untuk memberikan bantuan kepada Ugih Sumarni berawal saat melihat informasi di media sosial.

“Saya melihat keadaan ibu (Ugih Sumarni) di media sosial di facebook, karena saya melihat alamatnya lalu saya perintahkan anggota mengecek untuk penyaluran bantuan,” ungkap Santi.

Satlantas Polres Cimahi menyerahkan bantuan sembako lantaran di tengah pandemi virus Corona seperti ini, Ugih belum menerima bantuan sama sekali dari pemerintah baik dalam bentuk tunai ataupun paket sembako. (Red)