Terkait Penyaluran Bansos dan Padat Karya Tunai, Ini Kata Presiden

JABARNEWS | JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun dari dana desa, dan juga program padat karya tunai dalam minggu-minggu ini harus dipastikan sudah jalan di lapangan.

”Bansosnya biar diterima masyarakat, program padat karya juga sudah jalan di lapangan,” tutur Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (6/5/2020).

Permintaan Presiden tersebut didasari bahwa Covid-19 telah memukul perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia dan memukulnya pada dua sisi sekaligus, yaitu sisi demand, sisi permintaan, dan sisi suplai (sisi penawaran), dan di sisi produksi.

”Dari sisi suplai (sisi penawaran) indeks manufaktur Indonesia, (Purchasing Managers Index (PMI), red) pada April 2020 juga mengalami kontraksi terdalam bila dibandingkan negara lainnya di Asia,” imbuh Presiden.

Baca Juga:  Pegawai Fotokopi di Bekasi Palsukan Kartu Vaksin dan Surat Hasil Antigen

Menurut Presiden, Indonesia di level 27,5 persen lebih rendah dibandingkan Korea Selatan 41,6 persen, Malaysia 31,3 persen, Vietnam 32,7 persen, Filipina 31,6 persen.

”Ini hati-hati mengenai indeks manufaktur Indonesia, agar juga dicarikan solusi dan jalan agar kontraksi ini bisa kita perbaiki,” kata Presiden.

Untuk itu, Presiden minta menteri-menteri di bidang ekonomi memperhatikan angka-angka yang telah disampaikan secara detail.

”Mana saja sektor, subsektor yang mengalami kontraksi paling dalam, dilihat secara detail dan dicarikan stimulusnya. Sehingga program stimulus ekonomi betul-betul harus kita buat dan harus tepat sasaran dan bisa mulai merancang skenario ­recovery pemulihan di setiap sektor atau subsektor,” tuturnya.

Baca Juga:  Bayar SPP Lewat GoPay, Begini Kata Ridwan Kamil

Berdasarkan data yang dimilikinya, Presiden sampaikan ada beberapa subsektor yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan di kuartal satu 2020.

”Pangan, tanaman pangan ini minus 0,31 persen hati-hati dengan angka ini. Sekali lagi hati-hati dengan angka-angka ini, tadi pangan minus 0,31 persen. Sekali lagi beberapa kali sudah saya sampaikan FAO memperingatkan terjadinya krisis pangan,” tandas Presiden.

Artinya, Presiden sampaikan bahwa sektor pertanian harus digenjot agar berproduksi, tapi sekali lagi juga dengan protokol kesehatan yang baik.

”Angkutan udara minus 0,08 persen, pertambangan minyak, gas, panas bumi minus 0,08 persen. Industri barang, logam, komputer minus 0,07 persen. Penyediaan akomodasi minus 0,03 persen. Industri mesin dan perlengkapan minus 0,03 persen,” ungkap Presiden.

Baca Juga:  Bejat! Seorang Bapak Di Tasikmalaya Perkosa Anak Tirinya

Begitu juga, lanjut Presiden, dengan angka dari sisi demand, sisi permintaan. Ia menambahkan bahwa angka inflasi pada April 2020 tercatat 0,08 persen, sangat rendah bila dibandingkan pada periode bulan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya.

”Dari sisi pengeluaran saya mencatat konsumsi rumah tangga sebesar 2,84 persen dan pengeluaran pemerintah 37,4 persen menjadi lokomotif pertumbuhan,” imbuhnya.

Kepala Negara juga minta untuk dilihat konsumsi untuk LNPRT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga), yang mengalami kontraksi sampai minus 4,91 persen.

”Ini betul-betul dilihat secara detail, yang konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga ini, dilihat,” tandasnya. (Red)