Tolong! Anak Guru Ngaji Idap Tumor Ganas, Butuh Bantuan Biaya Berobat

JABARNEWS | PURWAKARTA – Nasib malang dialami M Arip Al Fajri Billah, balita berusia 1,5 tahun putra dari pasangan Asep Supendi (43) dan Ela (37). balita tersebut mengidap penyakit tumor ganas lantaran ada benjolan di bagian belakang telinga dan dadanya.

Sang ayah Asep mengungkapkan anaknya menidap penyakit tersebut sudah dua bulan. Tak ada biaya untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit membuatnya pasrah menunggu bantuan dari pemerintah.

Asep yang tinggal di Kampung Pamoyanan, RT 07/02, Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat menuturkan awal mula anaknya mengidap tumor ganas ini ialah adanya bintik-bintik pada tubuhnya dua bulan ke belakang.

Baca Juga:  Bupati Garut : Santri Harus Bisa Jadi Pemersatu Bangsa

“Kami kira sesekeleun (benjolan) biasa. Tapi, lama-kelamaan benjolan itu bertahan 2 minggu. Dan membesar sebesar sukro di bagian ketiak dan belakang telinga,” ujar Asep di kediamannya, Selasa (12/5/2020).

Asep pun sempat membawa anaknya ke sejumlah klinik dan rumah sakit. Terakhir, Asep membawa anaknya ke RSUD Bayu Asih pada 4 Mei 2020, hingga dokter mengatakan sudah mengarah ke bagian pernapasan anaknya itu.

Baca Juga:  Kemenkes Siapkan Strategi Transisi Akhiri Kedaruratan Covid-19

“Sudah kami bawa ke rumah sakit dan dokter bilang disuruh buat BPJS. Tapi, sampai sekarang masih belum bisa selalu gagal,” ujarnya, seraya mengaku ia tak memiliki biaya jika harus berobat dengan uang sendiri lantaran sehari-hari hanya bekerja sebagai guru ngaji.

Sejauh ini, Asep dan istrinya hanya membawa anaknya ini ke mantri untuk pengobatan sementara agar tak merasakan sakit yang berlebih. Anak yang mengidap dugaan tumor ganas ini merupakan anak ketiga dari tiga saudara, dengan kakaknya bernama Siti Ripa (9) dan Siti Rahmah (3).

Baca Juga:  Jelang PTM, Satgas Covid-19 di Cianjur Pantau Kesiapan Sekolah

“Saya pun gak dapat bantuan apapun dan gak dapat kartu apapun,” ujarnya.

Asep mengatakan anaknya sudah terlihat susah untuk bernapas hingga terdengar suara seperti mengorok. Asep pun menyebut anaknya terkadang sulit tidur menjelang Maghrib.

“Kami minta tolong, kepada siapa saja yang memiliki harta berlebih bisa membantu untuk penyembuhan anak saya,” kata Asep yang ditemui wartawan di rumahnya. (Red)