Terdampak Covid-19, Nissan Ucapkan Selamat Tinggal Kepada Datsun

JABARNEWS | BANDUNG – Tertekannya bisnis otomotif akibat pandemi virus corona dirasakan oleh Nissan. Pabrikan asal Jepang ini berencana melakukan pemangkasan biaya besar-besaran.

Pemangkasan pengeluaran ini merupakan rencana panjang yang akan berdurasi tiga tahun. Salah satu langkah drastis yang akan dilakukan adalah mematikan merek Datsun.

Dikutip dari Autonews, Nissan akan memangkas US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 41,725. triliun) pos pengeluaran tahunan mereka serta akan melakukan restrukturisasi keuangan tahun ini. Langkah tersebut diambil sebagai akibat tertekannya bisnis lantaran pandemi COVID-19.

Baca Juga:  Singgung Penularan Covid-19, Menko PMK Minta Masyarakat Lakukan Perencanaan Mudik Secara Matang

Mematikan merek Datsun jadi kabar negatif terbaru yang datang dari Nissan. Pabrikan asal Jepang ini masih terbelit skandal CEO Carlos Ghosn pada 2018. Oleh Jalponik, Nissan juga dianggap tidak memiliki arah pengembangan yang jelas, sementara line up produk-produknya sudah masuk kategori tua.

Ini bukan kali pertama Nissan mematikan Datsun. Pada 1986 Datsun juga dipensiunkan oleh Nissan, untuk kemudian dihidupkan lagi pada 2013. Namun kini, tujuh tahun setelahnya, Datsun ternyata lagi-lagi dimatikan.

Baca Juga:  Kompak Bakar Kantor Desa, Kakak Adik Mendekam di Sel Polres Tasikmalaya

Saat reborn pada 2013, Datsun muncul sebagai mobil murah yang disiapkan untuk pasar Indonesia, India, Afrika Selatan, dan Russia. Di Indonesia, Nissan sudah berhenti memproduksi Datsun sejak akhir 2019.

Meski belum ada konfirmasi, kabarnya pemangkasan biaya ini juga akan membuat Nissan menghentikan beberapa lini produksinya, di mana total menjadi 13 pabrik di seluruh dunia. Dengan kondisi seperti itu, Nissan diprediksi masih akan bisa memproduksi 5,4 juta mobil setiap tahun di seluruh dunia.

Baca Juga:  Kapolri Larang Polisi Tilang Manual, Pelanggar Lalu Lintas Bisa Langsung Dilepas

Dikutip dari Reuters, pendapatan Nissan terus menurun dalam tiga tahun terakhir. Mereka kini akan fokus pada pasar utama mereka di Amerika Serikat, Jepang, dan China. Selain itu, Nissan juga akan lebih fokus pada pasar kendaraan kelas atas, termasuk rencana melakukan revitalisasi pada produk mewah mereka Infiniti. (Red)