Ini Rencana NASA Rancang Pesawat Cegah Tabrakan Asteroid Dengan Bumi

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, berencana akan meluncurkan pesawat ulang alik penghalau asteroid sebagai uji coba ketahanan dalam membelokan asteroidluar angkasa.

Lewat misi Double Asteroid Redirection Test (DART), pesawat itu akan di uji ketahannya dalam membelokkan dua asteroid Didymos yang akan mendekati Bumi pada 2022, saat keduanya melewati jarak 11 juta kilometer dari Bumi.

“Pesawat DART itu akan ditabrakkan dengan asteroid. Setelah menabrak, maka bakal ada hujan meteor buatan pertama di Bumi sebagai imbasnya” ujar sebuah studi yang terbit di Planetary Science Journal, dikutif dari Kumparan.com, Kamis (14/05/2020).

Baca Juga:  Sejumlah Warung di Indramayu Didatang Polisi, Hasilnya Temukan Ini

Dalam laporannya tersebut, Proyek NASA senilai 69 juta dolar AS itu memang dirancang untuk menabrakkan pesawat ke asteroid dengan kecepatan tinggi.

Dampak yang dihasilkan akan meledakkan materi dari permukaan asteroid. Sebagian kecil dari puing-puing asteroid ini diperkirakan bakal sampai ke Bumi dan kita dapat melihatnya sebagai hujan meteor.

Namun para peneliti menjelaskan, setelah ditabrak pesawat, hanya sedikit dari bagian asteroid yang bisa menembus atmosfer Bumi, dikenal sebagai ejecta, itu pun dalam kurun waktu ribuan tahun. Sementara sebagian besar puing-puing asteroid akan tetap dalam tarikan gravitasi.

Baca Juga:  Aa Gym Merespons Aksi Anti-Islam di Norwegia dan Swedia

Tetapi akan ada sedikit sekali ejecta yang bergerak paling cepat setelah tabrakan dengan pesawat DART. Mereka akan mencapai langit Bumi secara relatif cepat dan memberi para ilmuwan kesempatan untuk melihat susunan asteroid. Ketika partikel-partikel terbakar memasuki atmosfer, para ilmuwan dapat menganalisis warna cahaya yang dihasilkan untuk mengidentifikasi komponen penyusun asteroid.

Ejecta yang berdiameter lebih dari 1 sentimeter dan bermaterial padat dapat mengancam permukaan Bumi. Tetapi partikel-partikel dari misi DART ataupun misi lain di masa depan untuk menghalau asteroid juga berpotensi membahayakan kehidupan luar angkasa di masa depan, menurut peneliti.

Baca Juga:  Satu Rumah di Cianjur Ludes Terbakar, Begini Kronologisnya

Puing-puing hasil tabrakan dapat menghabiskan waktu berabad-abad mengelilingi Tata Surya, sehingga menurut para peneliti, partikel asteroid dapat menganggu kendaraan misi luar angkasa di beberapa titik.

Dr. Paul Wiegert, salah satu penulis studi sekaligus profesor astronomi dan fisika di University of Western Ontario, menyamakan partikel asteroid dari misi DART sebagai penumpukan sampah antariksa di orbit dekat Bumi. Hal ini dapat berkembang menjadi masalah karena para pemegang proyek DART tidak menjelaskan bagaimana mereka akan membuang “limbah” dari misi ini. (Red)