Sosok Inilah yang Menjadi Inspirasi Kehidupan Sosial Dedi Mulyadi

JABARNEWS | PURWAKARTA – Nama Dedi Mulyadi tak asing di telinga masyarakat Jawa Barat, juga Indonesia umumnya. Mantan Bupati Purwakarta ini, dikenal memiliki dua kebiasaan hidup sosial, yakni memberikan rezeki untuk kaum papa, dan melakukan giat bersih-bersih lingkungan.

Belum lama ini, misalnya, ia melakukan hal takbiasa dalam membantu masyarakat kelas bawah untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Ia mengumpulkan ratusan pengamen, pemulung, dan penjual asongan yang berjuang hidup di Purwakarta, untuk ditanggung biaya sehari-harinya selama masa pandemi ini.

Sebagai sosok yang mencintai kaum papa dan mencintai lingkungan yang bersih, tak banyak orang tahu siapa yang menjadi inspirasi Dedi Mulyadi dalam melakukan semua itu.

Baca Juga:  Polres Karawang Ungkap Modus Baru Pengedar Narkoba untuk Kelabui Petugas

Saat ditemui redaksi di kediamannya, Dedi menceritakan bahwa ia memiliki kakak bernama Uwa Ade, dia anak kedua dari 9 bersaudara. Sosok Uwa Ade inilah yang menjadi inspirasi besar dalam setiap gagasan dan pemikiran yang ia miliki.

Dedi cerita, sosok Uwa Ade sangat sederhana dan bukan orang intelek. Saat sekolah, Uwa Ade tidak pernah naik kelas, selama 6 tahun bersekolah, duduknya tidak berpindah, tetap saja di kelas 1.

Jangankan pujian, Uwa Ade sering menerima cibiran dan caci maki. Akan tetapi, dia tidak pernah mengeluh dan terus melaksanakan apa yang ia biasa kerjakan secara konsisten.

“Hidupnya dihabiskan untuk menyabit rumput dan mengumpulkan sampah di sekitaran kampung dari rumah ke rumah. Seluruh halaman rumah selalu bersih atas hasil pekerjaan Uwa Ade sehari-hari,” kata Dedi Mulyadi, Sabtu (16/5/2020).

Baca Juga:  Wajib Tahu! Berikut Tips Sehat Saat Santap Hidangan Idul Adha

Ia mengaku, saat menjabat Bupati Purwakarta, pernah menawari Uwa Ade untuk tinggal di rumah dinas. Akan tetapi tawaran tersebut ditolak secara harus oleh Uwa Ade.

“Kala itu Uwa Ade menjawab, saya tidak akan terlalu berguna jika tinggal di rumah itu, saya lebih berguna jika tinggal di kampung dan terus membersihkan area kampung dari sampah-sampah yang berserakan,” ucap Dedi seraya menirukan apa yang pernah diucapkan Uwa Ade.

Kini, kata Dedi, Uwa Ade telah meninggal karena sakit. Banyak orang yang merasa kehilangan. Tidak ada lagi Uwa Ade yang konsisten setiap hari memungut sampah dari rumah ke rumah. Terlalu banyak orang yang senang mengotori dan jarang sekali orang yang sudi membersihkan.

Baca Juga:  DPR RI dan LDII Sepakat Kedaulatan Pangan Tidak Bisa Ditawar

“Uwa Ade inspirasi hidup saya. Dari kebiasaan hidup Wa Ade-lah, saya selalu berusaha mencintai lingkungan di mana saya ada. Dari cara hidup Wa Ade-lah, saya terapkan hidup sedehana dan selalu mencoba berbagi,” ungkap Dedi Mulyadi, yang juga anggota DPR RI yang membidangi urusan lingkungan hidup.

Tutupnya, dan dari seluruh makna hidup Wa Ade-lah, ia selalu dan terus belajar bagaimana cara mencintai rakyat kecil. Sedari dulu. (Red)