Gegara Corona Tradisi Penabuhan Gamelan Sekaten Cirebon Ditiadakan

JABARNEWS | CIREBON – Tradisi penabuhan gamelan sekaten, Shalat Id dan juga grebeg syawal di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat tahun ini ditiadakan. Penghentian tradisi tahunan itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

“Tradisi penabuhan gamelan sekaten di siti inggil setelah Shalat Idul Fitri ditiadakan karena imbas dari perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Selasa.

Baca Juga:  Omnibus Law Menimbulkan Krisis HAM di Indonesia, Ini Kata Amnesty

Tidak hanya penabuhan gamelan sekaten yang ditiadakan, Sultan Arief menuturkan Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Sang Cipta Rasa serta langgar agung juga tidak ada.

Baca Juga:  Ada yang Baru Di Google Doodle, Subak Bali, Apa Sih Itu?

“Kami juga meniadakan buka pintu (open house) grebeg syawal dan ziarah ke Astana Gunung Jati diundur bulan Juni,” ujarnya.

Semua yang dilakukan tersebut kata Sultan Arief, merupakan upaya pencegahan penularan COVID-19 yang saat ini masih terus meningkat.

Baca Juga:  Cerita Pasutri Nekat Jual Daging Celeng Demi Meraup Cuan

“Obyek wisata ziarah, religius, budaya Keraton Kasepuhan, Astana Gunung Jati, Taman Goa Sunyaragi, kami perpanjang penutupannya sampai 31 Mei 2020,” katanya.

Selain meniadakan tradisi, Keraton Kasepuhan Cirebon juga masih menutup beberapa obyek wisata yang masih bersangkutan hingga 31 Mei 2020. (Red)