Kisah Pilu Kakek Sebatangkara yang Tinggal di Gubuk Seng

JABARNEWS | CIANJUR – Pandemi Corona yang sejak awal Januari 2020 lalu melanda dunia, memberikan imbas di berbagai sektor kehidupan. Indonesia yang kini juga tengah berjuang dalam menangani pandemi ini juga tidak lepas dari imbas yang disebabkan oleh Corona, terutama dalam bidang ekonomi.

Di tengah pandemi Corona seperti saat ini, banyak sekali masyarakat yang sedang mengalami masa-masa sulit. Pandemi ini perlahan-lahan membuat banyak orang harus berusaha keras agar bisa tetap bertahan. Tidak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya.

Bila ditelusuri, potret kemiskinan masih ada di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Seperti halnya dirasakan oleh, Uyeh (68) warga Gang Atik 2 RT 4/10, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Pantauan JabarNews, Selasa (19/5/2020) nampak begitu prihatin apa dirasakan seorang bapak paruh baya tersebut. Selain hidup di gubuk terbuat dari seng, dirinya selama ini belum merima batuan apapun dari pemerintah melalui program saat ini digembor-gemborkan.

Baca Juga:  BNPB: Potensi Tsunami di Selatan Jawa Tinggi

“Ya, bapak belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Baik itu Pemkab Cianjur maupun dinas terkait selama ini. Hidup seperti ini sudah hampir tiga tahun,” akunya saat ditemui langsung.

Ia bercerita, sebelumnya Uyeh menyewa sebuah rumah. Tapi gak sanggup akhirnya nempel di tanah milik orang lain. Masih bersyukur diizinkan, dan sampai sekarang masih bertahap hidup di gubuk sebagai rumah tempat tinggalnya dan dirinya mengaku hidup sebatangkara.

“Sudah lama hidup sendiri, ditinggal mati istri dan, tidak dikaruniai anak. Begini kehidupan saya sekarang,” ucap Uyeh.

Baca Juga:  DPW PKS Jabar: Kita Akan Kawal Terus Pemerintahan Jawa Barat

Ia berharap, ada bantuan atau kepedulian sosial dari pemerintah dan siapa saja hendak mau membantu. Karena, selama ini dirinya bekerja serabutan. Kadang penghasilan per hari sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu.

“Apa saja dikerjakan bila ada menyuruh. Kadang bantuin parkiran dan lainnya. Pokok apa saja penting bisa makan,” ujar Uyeh nampak terlihat sedih di sela obrolan singkat dengannya.

Sementara, Agus (50) salah seorang warga setempat tetangga pak Uyeh membenarkan, bahwa Uyeh (68) sudah lama tinggal di gubuk kotor terbuat dari bahan seng. Kasihan sekali, dan mudah-mudahan ada bantuan.

“Berharap bisa menerima bantuan sosial dari pemerintah,” ujarnya.

Terpisah Lurah Muka, Kecamatan Cianjur, Sofyan Sauri mengatakan, pihaknya akan menelusuri keberadaan dan kondisi Uyeh, jika memang terdata dirinya akan diprioritaskan bila memang warga tidak mampu dan butuh bantuan.

Baca Juga:  Waduh! Covid-19 di Kota Banjar Naik Lagi, Begini Datanya

“Saya akan lihat dulu dan cek ke lokasi, semoga ada solusi terbaik, yang bisa bermanfaat untuk membantunya. Nanti akan koordinasi dulu,” imbuhnya.

Kebetulan menerima Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur, itu paling banyak ada sekitar 1.952 bansos tahap satu saat ini. Dan akan diutamakan warga memang tidak mampu dulu, sebagai penerima manfaat yang layak dan patut dibantu.

“Nanti akan koordinasi sama RT/RW setempat, dan pak Uyeh akan dimasukan data penerima bansos dari provinsi saat ini. Dan, terima kasih atas informasinya,” pungkas Lurah Muka Sofyan kepada JabarNews, saat dihubungi langsung melalui via WhatsApp. (Mul)