Ditanya DPR Kapan Sekolah Dibuka, Ini Jawaban Nadiem

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menekankan keputusan sekolah kembali dibuka merupakan wewenang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Penanganan skenario apapun (soal pembukaan sekolah) terus jadi suatu diskusi dengan pakar-pakar dan tentunya keputusan itu masih dalam gugus tugas bukan di Kemendikbud,” ujarnya Nadiem menjawab pertanyaan Komisi X DPR RI pada Rapat Dengar Pendapat melalui konferensi video, Rabu (20/5).

Dalam Rapat Dengar Pendapat itu, Komisi X DPR RI menanyakan perihal rencana Kemendikbud membuka kembali sekolah di tengah pandemi corona. Ia menyatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai skenario terkait jalannya pendidikan di tengah pandemi. Namun ia tak merinci detail skenario tersebut.

Baca Juga:  Penutupan Gedung Sate Diperpanjang, Ini Alasannya

Nadiem hanya menyatakan pihaknya telah mendiskusikan berbagai kemungkinan dan mengkoordinasikan hal tersebut dengan Gugus Tugas. Namun, keputusan final tetap ada di tangan Gugus Tugas. Hal ini karena Nadiem menilai perkara pembukaan sekolah di tengah pandemi adalah persoalan kesehatan, bukan pendidikan.

Baca Juga:  Head to Head Indonesia VS Vietnam di Piala AFF U-16: Garuda Muda Punya Rekor Baik

“Jadi mohon kesabaran. Tapi kalau ada rumor akan dilanjutkan sampai akhir tahun atau menunggu tahun berikutnya itu tidak benar. Kami tidak pernah (memberikan) pernyataan itu. Itu tidak benar,” jelasnya.

Hal tersebut diungkapkan Nadiem menjawab pertanyaan dari anggota Komisi X Fraksi Partai PDIP Andreas Hugo Pareira. Ia menanyakan jika Kemendikbud sudah memiliki rencana skenario pembukaan sekolah.

Baca Juga:  Pansus B BPK DPRD Purwakarta Kunker Ke Kota dan Kabupaten Serang

“Kita tahu di negara-negara lain seperti Prancis sudah mulai melakukan tahun ajaran baru (di sekolah) banyak siswa terkena virus covid-19 ini,” tuturnya dalam RDP.

Ia pun menyarankan agar Kemendikbud mulai memetakan skenario pembelajaran untuk tahun ajaran baru. Mau itu dengan jarak jauh maupun secara fisik. Terlebih jika pada Juli situasi pandemi corona ternyata belum memungkinkan untuk sekolah kembali dibuka. (Red)