Unisba Bantu Ciptakan Mobile Lab BSL-2 Untuk Perangi Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Pembuatan laboratorium biosafety level 2 (BSL 2) untuk deteksi Covid-19 telah rampung. Laboratorium BSL tersebut bersifat mobile atau mudah dipindah-pindah sehingga dapat ditempatkan ke daerah-daerah yang belum memiliki laboratorium BSL 2 untuk memudahkan pelaksanaan uji PCR dalam rangka mendeteksi Covid-19.

Universitas Islam Bandung (Unisba) secara konsisten terus berkontribusi dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. Hal tersebut terlihat saat salah satu Dosen sekaligus peneliti Unisba ikut campur dalam menciptakan mobile laboratirum biosafety level 2-Mobile Lab.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo meluncurkan bersama 8 Produk Riset, Teknologi dan Inovasi karya anak bangsa lainnya yang sudah lolos uji coba dan siap diproduksi secara masal untuk percepatan penanganan Covid-19.

Lab mBSL-2 ini merupakan gagasan bersama dan hasil dari proses kolaborasi serta sinergi potensi segenap anggota tim yang bernaung di dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 Badan Pengkajian dan Penerapan  Teknologi (TFRIC-19 BPPT), khususnya yang tergabung di sub task force 5 dengan tugas khusus menyiapkan model sarana dan prasarana pendukung penanganan Covid-19 berbasis teknologi. 

Kolaborator yang terlibat antara lain peneliti dari IPB, ITB, Unisba,  Undip, Biofarma, dan tim perekayasa dari BPPT dengan tim inti yang terlibat dari awal sampai akhir berkisar 15-20 orang dengan berbagai keahlian sesuai dengan kompetensinya.

Baca Juga:  Pemkab Toba Samosir Terima Bantuan APD dan Westafel

Dosen dan Peneliti Unisba, Dr. Tauhid mengatakan, mBSL-2 ini dapat menjalankan proses pemeriksaan sampel Covid-19 sesuai dengan prosedur dan standar yang berlaku yang meliputi validitas dan akurasi hasil pemeriksaan yang ditunjang oleh sarana dan prasarana laboratorium yang memenuhi kaidah Biorisiko, Biosafety, dan Biosecurity.

 “Alat ini berfungsi untuk melakukan pengujian PCR COVID-19 di berbagai daerah. Tentu saja memiliki kemampuan untuk secara dinamis dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya,” kata Tauhid di Bandung, Kamis (21/5/2020).

Alat ini sudah memenuhi standar World Health Organization (WHO) (BSL 2+) dengan memiliki Biosafety Cabinet Level II A2 untuk mencegah virus menginfeksi penguji, tersedianya ruang utama bertekanan negatif untuk mencegah virus keluar lingkungan, memiliki auto clave (alat pemusnah limbah) dengan limbah virus dapat langsung dimusnahkan serta pemantauan suhu, tekanan, kelembaban, limbah dan CCTV 24 jam (Building Automation System) untuk  menjamin keamanan lingkungan laboratorium.

Alat ini juga memenuhi standar laboratorium pengujian dengan alur pengujian satu arah (unidirectional flow) untuk mencegah kontaminan saat proses pengujian, memiliki sistem pencatatan sampel serta pelaporan hasil yang terintegrasi untuk mencegah kesalahan pelaporan, dan tersertifikasi: Perrmenkes No. 411/MENKES/PER/2010 tentang Laboratorium Klinik. Selain itu, alat ini mudah untuk dipindah tempatkan dan dilengkapi aplikasi pantau Covid-19.

Baca Juga:  Mahfud MD Sebut Koruptor di Indonesia Paling Banyak Berpendidikan Sarjana, Ini Jumlahnya

Dosen Fakultas Kedoktera (FK) Unisba ini menjelaskan, proses kerjasama pengembangan mBSL-2 melibatkan banyak pihak yang berkontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing secara proporsional.

“Ada desainer, ada ahli laboratorium Bioteknologi, ada ahli Biorisiko, ada ahli Biosafety, ada ahli struktur, ada ahli rekayasa elektrikal, ada ahli sistem informasi, ada ahli sistem kontrol, dan lainnya,” ungkapnya.

Dikatakannya, kerjasama ini diwadahi dan difasilitasi oleh Task Force/TFRIC-19. Sementara, kerja sama pengoperasian ditahap awal dilakukan dengan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad).

“Panglimanya adalah Pangdam Jaya yang secara ex officio menjabat Pangkogasgabpad,” ucap Tauhid.

Selain itu, kerja sama internal lainnya dilakukan dengan PT. Biofarma yang mendapat penugasan untuk memproduksi test kit RT-PCR Covid-19 (Bio Cov-19).

“mBSL-2 akan menjadi salah satu penerima paket test kit RT-PCR,” terangnya.

Tauhid mengungkapkan, saat ini alat tersebut berada dan sudah dipergunakan di RS Ridwan Meukarsa Jakarta Timur. Menurutnya, untuk perhitungan sementara, tim peneliti dan pengembang test kit RT-PCR Covid-19 Bio CoV-19 mendapatkan adanya kemungkinan pengelolaan sampel di tahap awal berkisar di 50 s/d 100 sampel.

Baca Juga:  Pencuri Kambing Babak Belur Dihajar Warga di Cirebon

“Dimana lambat laun jumlah sampel yang diperiksa dapat mencapai kapasitas maksimal mBSL-2 jika beroperasi penuh. Kapasitas pemeriksaan diperkirakan akan dapat melayani maksimal 264 sampel,” ujarnya.

Dia juga menuturkan, wilayah sasaran operasional mBSL-2 mengacu kepada hasil analisa epidemiologis yang ditujukan untuk melakukan proses testing dari sampel individu dengan tingkat kerentanan dan resiko tinggi.

“Detail informasi terkait lokasi operasional, menunggu pengolahan data dan pergerakan episentrum penularan,” paparnya.

Harapannya, mBSL-2 ini akan menjadi salah satu model sinergi strategis yang dapat direplikasi oleh otoritas atau entitas yang berjuang menghadapi pandemik. Selain itu juga jangkauan operasi dan mobilitas mBSL-2 serta produk turunannya dapat menjadi solusi bagi masalah epidemiologis terkait.

Rektor Unisba, Edi Setiadi, sangat mengapresiasi keberadaan alat ini sebagai sumbangsih Unisba dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi untuk penanganan dan pencegahan Covid-19. 

Dia pun terus mendorong dosen dan peneliti di Unisba untuk terus melahirkan karya dan inovasi yang pasti, khususnya dalam rangka penanganan pandemic Covid-19 ini.

“Berbagai fasilitas dan dukungan kita tingkatkan, tinggal dosen yang harus cepat merespon peluang ini,” singkat Edi. (RNU)