Berdesakan Beli Baju Lebaran? Simak Solusi Dari Dedi Mulyadi ini

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sejumlah warga terlihat berdesakan membeli sembako dan baju lebaran di pasar tradisional maupun toko pakaian jelang lebaran di tengah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, kondisi berdesakan yang rentan terjadi penyebaran virus corona ini kontan membuat warga lainnya kecewa bahkan nyinyir. Dan itu disampaikan baik secara langsung maupun di media sosial. Melihat peristiwa itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta semua pihak bijaksana menyikapi persoalan ini.

Dedi mengakatan, bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, membeli baju lebaran itu suatu hal yang istimewa. Ini Peristiwa sakral setahun sekali dan boleh jadi mereka ini hanya bisa membeli baju baru setahun sekali.

Baca Juga:  Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemkot Bandung dan BNI Lakukan Ini

“Begitu pun mereka yang membeli daging sapi menjelang lebaran, ini juga sama merupakan peristiwa sakral bagi mereka. Ini tak bisa dihindari,” kata Dedi, saat dihubungi melalui telepon pribadinya, Jumat (22/5/2020).

Dedi mengungkapkan, persoalan utama yang muncul adalah terjadinya antrean dan berdesakannya orang di pasar tradisional maupun toko pakaian. Terlebih sudah sebulan ini banyak toko pakaian tutup. Hal ini tentu rentan menyebabkan penyebaran virus corona.

Baca Juga:  Imbas PSBB Jakarta, Kunjungan Wisatawan ke Cianjur Menurun Tajam

Untuk itu, lanjut Dedi, perlu ada ikhtiar untuk mengatur jam operasional pasar tradisional maupun toko pakaian agar tidak terjadi antrean dan berdesakan.

Saat ini, ujar Dedi jam operasional pasar tradisional maupun toko pakaian dibatasi. Ini yang menyebabkan terjadinya penumpukan orang.

“Untuk itu sebaiknya jam operasional pasar maupun toko pakaian itu diperpanjang, misalnya dari pukul 05.00 hingga 21.00. Ini akan memberikan pilihan waktu bagi warga untuk berbelanja sehingga pasar tidak terlalu padat,” ujar mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Baca Juga:  Kini, Bayar Pajak Kendaraan Bisa Di Polsek dan Minimarket

Solusi berikutnya, tambah Dedi, pemerintah harus mendekatkan barang kebutuhan warganya. Hal ini bisa dengan cara membuka penjualan daging sapi di setiap RW, sehingga warga tidak berbondong-bondong ke pasar. Tentu ini tetap dengan mempraktikan physical distancing.

“kalau bisa penjualan pakaian juga didatangkan di setiap RW. Dan ini satu ikhtiar untuk mencegah terjadinya kerumunan orang di pasar maupun toko pakaian,” tambah Dedi. (Red)