Perkuat Perdagangan Elektronik, Jabar Hadirkan Pasar Digital

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia Agus Suparmanto meluncurkan Pasar Digital Jawa Barat di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020).

Pasar digital tersebut bertujuan untuk memperkuat perdagangan secara elektronik atau digital, terutama di tengah pandemi Covid-19, agar ekonomi tetap berjalan.

Selain itu, pasar tradisional yang bertransaksi dalam jaringan (online) ini bisa menjadi The New Normal kondisi/hal tidak biasa yang menjadi aturan/kebiasaan baru khususnya bagi warga Jabar. Para pedagang pasar pun diminta untuk menyesuaikan diri dengan sistem perdagangan era 4.0 ini.

Baca Juga:  Sidang Perdana Gugatan Cerai Nathalie Holscher Terhadap Sule Berlangsung 20 Juli 2022

“Memang perdagangan digital ini sudah umum terjadi, tapi masih di kelompok menengah ke atas. Pasar digital ini melatih The New Normal, pasar tradisional pun harus sudah mulai melakukan yang namanya perdagangan digital,” kata Emil sapaan akrabnya saat meluncurkan Pasar Digital Jawa Barat sekaligus menerima bantuan penanggulangan Covid-19 dari Kemendag Peduli.

Dia menjelaskan bahwa pandemi saat ini memaksa semua pihak untuk bisa menyesuaikan diri. Dalam pasar digital pun, tetap diperlukan edukasi baik kepada penjual maupun pembeli agar perdagangan digital bisa dilakukan secara optimal.

Baca Juga:  Inilah Kata Panglima TNI Tentang Ulama Indonesia

“Dengan keterpaksaan situasi (pandemi) ini, kita mengedukasi dimulai dari sisi konsumennya dan saya kira sudah diimplementasikan. Kalau kita lihat di Kota Bandung itu sudah lebih dari 10 pasar mendeklarasikan siap dan sudah melaksanakan yang namanya pasar digital,” jelasnya.

Terkait ketersediaan pangan di Jabar, Emil menyebut, hingga Lebaran dan beberapa bulan ke depan, ada beberapa produk yang surplus, antara lain ayam dan beras. Sementara beberapa produk yang defisit yakni gula dan telur.

Baca Juga:  Karpet Merah Untuk TKA, Disaat Rakyat Sekarat

Oleh karenanya, lanjut Emil, dalam kondisi ini bisa diatasi dengan memperkuat perdagangan antar provinsi, misalnya saling bertukar produk surplus dan defisit satu sama lain.

“Kami juga memastikan persediaan logistik sampai Lebaran itu aman terkendali sampai beberapa bulan ke depan. Oleh fasilitasi Kementerian Perdagangan, kita bisa melakukan supply dan demand lebih terkendali dan terpercaya,” tutupnya. (Rnu)