Tak Beroperasi Angkut Penumpang, Organda Garut: Kalau Nombok Buat Apa

JABARNEWS | GARUT – Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Garut, Yudi Nurcahyadi menjelaskan terkait banyak pengusaha angkutan memilih tidak beroperasi mengangkut penumpang menjelang hari raya Lebaran.

Yudi mengatakan bahwa biaya operasional tidak akan tertutupi oleh jumlah penumpang yang saat ini diberlakukan pembatasan penumpang di tengan wabah COVID-19.

“Kondisinya seperti itu (tidak beroperasi), operasional juga kalau nombok buat apa,” ujar Yudi Nurcahyadi kepada wartawan di Garut, Sabtu (23/05/2020).

Baca Juga:  Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? Ini Prediksi dari BIN

Ia menuturkan, kondisi usaha angkutan umum di Garut sudah memprihatinkan dengan adanya aturan pembatasan jumlah penumpang karena adanya darurat wabah COVID-19.

Namun aturan pembatasan mengangkut penumpang itu, kata dia, selama ini tidak diimbangi dengan penyesuaian tarif angkutan yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah.

“Kalau tidak ada penyesuaian setidaknya ada subsidi operasional, kalau disubsidi bisa saling membantu,” katanya.

Baca Juga:  Dinas Pertanian Sergai Salurkan Beras untuk Warga Terdampak Corona

Ia menyampaikan, aturan batasan angkutan penumpang yang diberlakukan saat ini yakni untuk angkutan dalam kota dan juga antarkota yang biasanya harus membawa penumpang 14 orang menjadi lima orang atau setengahnya.

Kondisi seperti itu, kata dia, tidak akan mampu menutupi biaya operasional pembelian solar atau premium, setoran untuk pemilik mobil, dan keuntungan bagi sopir untuk dibawa pulang ke rumah.

Baca Juga:  Begini Kondisi Puncak Bogor Pasca Demo Penolakan Omnibus Law

“Adanya batasan itu mau tertutup gimana operasionalnya, jadi lebih baik diam saja,” katanya.

Ia berharap, pemerintah dapat membuat aturan yang bisa menyelamatkan pelaku usaha angkutan umum di tengah wabah COVID-19, salah satunya mengalokasikan anggaran untuk subsidi operasional angkutan.

“Pemerintah harus memberikan subsidi kepada dunia angkutan umum,” katanya. (Red)