Facebook Perpanjang WFH, Ternyata Begini Pantau Kinerja Karyawan

JABARNEWS | BANDUNG – Dua raksasa digital dunia, Facebook dan Google mulai berencana membuka kantornya setelah adanya pelonggaran penguncian (lockdown) di sejumlah negara. Meski begitu, kedua perusahaan masih tetap membolehkan para karyawannya untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sampai sisa tahun ini.

Perpanjangan kebijakan ini didasari oleh keinginan Facebook dan Google untuk menjaga kesehatan karyawan agar tidak terpapar virus Corona. Selain itu, Facebook dan Google percaya bahwa karyawan mereka akan bekerja dengan maksimal dan sesuai target meskipun tidak bertatap muka di kantor.

Tingginya tingkat kepercayaan Facebook dan Google terhadap karyawan agar tetap bekerja sesuai target selama di rumah merupakan kondisi yang mayoritasnya tidak dirasakan oleh banyak perusahaan dan bisnis lain. Rasa khawatir bahwa karyawan tidak akan bekerja sesuai target jika tidak diawasi langsung dari kantor merupakan hal wajar yang dirasakan semua pemilik bisnis.

Pemilik bisnis tentunya juga mengutamakan kesehatan karyawan dan imbauan dari pemerintah, namun permasalahan baru bagi pemilik bisnis adalah jika saat bekerja di kantor dan tatap muka saja karyawan tidak bekerja dengan maksimal, apalagi bekerja di rumah dan tanpa ada pengawasan?

Bisakah pemilik bisnis memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk bisa mencapai target saat bekerja dari rumah seperti yang dilakukan oleh Facebook dan Google?

Baca Juga:  Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut Turun Drastis, BOR di Bawah 15 Persen

Lalu, bagaimana cara efektif yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis untuk memantau kinerja karyawan saat bekerja dari rumah? World’s Top Certified Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly, dalam Business Workshop Online yang dihadiri oleh ratusan pemilik bisnis mengatakan bahwa jika pemilik bisnis ingin sistem bekerja dari rumah berjalan dengan efektif, maka pemilik bisnis harus menggunakan clear monitoring system.

Clear monitoring system adalah sistem yang membantu pemilik bisnis mulai dari memberikan tugas ke karyawan hingga mengetahui persentase keberhasilan karyawan dalam mencapai target yang ditetapkan tanpa harus bertemu tatap muka.

Clear monitoring system dibagi menjadi 2 sistem yaitu :

1.TAL with WWW

TAL merupakan singkatan dari To Achieve List. Lalu apa bedanya To Achieve List dengan To Do List? Simpelnya To Do List hanya berfokus pada apa yang akan dikerjakan, sedangkan To Achieve List adalah kumpulan tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-masing karyawan lengkap dengan tanggal pekerjaan tersebut sudah harus selesai.

Dalam pembuatan TAL juga harus dilengkapi dengan WWW yaitu what, who dan when. Fokus tugas apa yang akan dikerjakan (what), siapa yang harus melakukan (who), dan kapan akan selesai dilakukan (when). Inilah yang membedakan TAL dengan To Do List. Misalnya pada bisnis agensi iklan. Karyawan A (who) ditugaskan mencari model pria untuk syuting iklan barber shop sesuai dengan list kriteria yang diinginkan sutradara dan klien (what). Karyawan A harus mendapatkan model pria ini dalam kurun waktu 1 minggu (when).

Baca Juga:  Prajurit TNI Bersama Warga Bersihkan Saluran Air

“Coba bayangkan jika Anda tidak mendelegasikan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas, apa yang harus dilakukan oleh masing-masing karyawan dan kapan tugas tersebut selesai dilakukan, bisnis Anda tidak akan berjalan dengan lancar!” ucap Coach Yohanes G. Pauly.

2. Effective Regular Meeting

Anda sudah membuat TAL kepada masing-masing karyawan Anda, lalu apakah delegasi tugas sudah selesai? Apakah Anda bisa lepas tanggung jawab dan tidak memonitoring karyawan Anda?

Tentu saja tidak! TAL tidak akan berjalan dengan praktis tanpa adanya regular monitoring. Untuk itulah dibutuhkan adanya Effective Regular Meeting (ERM). ERM adalah meeting yang dilakukan teratur, efektif, dan mencapai sasaran dari pelaksanaan meeting. Perkembangan teknologi mempermudah pelaksanaan ERM dengan menggunakan aplikasi meeting online yang kompatibel tanpa harus tatap muka.

Coach Yohanes G. Pauly yang juga merupakan Founder dan Master Coach di GRATYO® Practical Business Coaching menjelaskan saat pelaksanaan ERM, pemilik bisnis harus melakukan review terhadap TAL agar bisa memonitor kinerja para karyawan.

Baca Juga:  Pelaku UMKM di Purwakarta Keluhkan Sulitnya Daftar Bantuan Tahap Dua

Melalui review inilah bisa dinilai mana karyawan yang bekerja mencapai target dan dibawah target. Misalnya pada bisnis agensi iklan, karyawan A memiliki 10 TAL yang harus dicapai dalam 1 bulan. Pada ERM yang dilakukan setiap awal bulan, pemilik bisnis akan mereview dari 10 TAL, berapa TAL yang berhasil dicapai oleh karyawan A.

“Bayangkan jika Anda tidak pernah me-review TAL karyawan Anda, Anda tidak akan pernah tahu berapa persentase target yang berhasil dicapai oleh karyawan Anda saat bekerja dari rumah.” ujar Coach Yohanes G. Pauly.

Sejatinya pemilik bisnis haruslah bisa mendelegasikan tugas dengan jelas dan ada target waktu pengerjaan kepada karyawan saat bekerja dari rumah. Monitoring pekerjaan secara online pun juga dibutuhkan dengan adanya kemudahan teknologi agar saat bekerja di rumah pun karyawan bisa bekerja maksimal dan mencapai target yang ditentukan.

Diketahui, Facebook adalah perusahaan teknologi pertama yang meminta karyawannya bekerja secara jarak jauh karena corona. Facebook memberikan bonus US$ 1.000 pada karyawan untuk biaya kerja-dari-rumah dan perawatan anak mereka. (Red)