Ini Syarat Penting Agar Bisnis Bertahan di Tengah Kondisi New Normal

JABARNEWS | BANDUNG – Kondisi new normal akan mengubah tren bisnis hingga sosial di kalangan masyarakat. Fenomena new normal ini terjadi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Pemerintah tengah mempersiapkan protokol kesehatan bagi masyarakat untuk memulai pola hidup normal gaya baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19. Hal ini tentunya membuat semua orang menyiapkan diri untuk menyambut era the new normal.

Dunia bisnis merupakan salah satu korban dari krisis ekonomi global. Omzet menurun drastis, aktivitas marketing tidak berjalan, serta jumlah kerugian bisnis ditaksir mencapai ratusan triliun. Mulai dari bisnis kecil hingga bisnis dengan omzet triliunan pun terkena imbasnya.

Namun salah seorang pemilik bisnis teknologi Eric Yuan, CEO perusahaan teknologi Zoom, mampu mempertahankan bisnisnya dengan beradaptasi pada masa new normal. Bahkan Eric Yuan meraup keuntungan hingga ratusan triliun rupiah dari Zoom.

Eric Yuan melihat krisis ekonomi dan wabah Corona dari sudut pandang yang berbeda. Disaat pemilik bisnis lain tetap menggunakan strategi dan cara yang biasa mereka gunakan saat masa normal, Eric Yuan melihat dari sisi the new normal. Oleh karena itulah Zoom menjadi aplikasi yang banyak digunakan bahkan menyaingi aplikasi meeting online lain.

Krisis ekonomi dan wabah Corona pada dasarnya “memaksa” pemilik bisnis untuk mengubah kebiasaan normal untuk menyesuaikan menjadi the new normal.

Baca Juga:  Ada Kabar Baik Bagi Pekerja Bergaji Di Bawah Rp5 Juta, Simak Ya

“Apa yang dulunya normal tidak berlaku lagi pada kondisi sekarang. Sekarang adalah saatnya untuk membuat the new normal. Membuat kehidupan normal yang baru. Sayangnya tidak semua pemilik bisnis ready untuk masa the new normal. Pertanyaannya, mau sampai kapan hanya diam dan menunggu keadaan bisa normal seperti sedia kala? It is better to light a candle than to curse the darkness” ujar Coach Yohanes G. Pauly.

Business Coach yang mencapai peringkat Business Coach No. 1 di Tingkat Dunia ini melalui sebuah sesi online workshop yang dihadiri ratusan pemilik bisnis mengungkapkan ada 6 syarat penting yang harus dilakukan oleh seluruh pemilik bisnis agar bisnis bisa bertahan pada kondisi the new normal yang disebutnya dengan ON+LINE:

1.On the Go, syarat pertama pada kondisi the new normal adalah produk bisnis harus mudah untuk dibeli dengan dibawa, dikirim, dan diakses melalui mobile device oleh customer. Bagaimana bisnis bisa bertahan pada kondisi the new normal jika produk yang dijual tidak easy to buy?

Coach Yohanes G. Pauly mencontohkan pada bisnis restoran yang awalnya hanya menyediakan menu untuk dine in yang kemudian mengubah sistem penjualan dengan menyediakan menu take away dan ready to cook frozen cook melalui aplikasi smartphone yang lebih memudahkan customer.

2. Neat, syarat kedua yang tak kalah pentingnya adalah bisnis harus berkualitas tinggi dan dapat dipercaya. Sudah menjadi keharusan bahwa produk yang dijual merupakan produk yang memiliki kualitas dan mutu tinggi.

Baca Juga:  Penghargaan Subroto Nobatkan MRC Jadi Gedung Hemat Energi

Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa kendala-kendala yang ditemukan oleh pemilik bisnis pada kondisi new normal bukanlah sebuah alasan rendahnya kualitas produk. Seharusnya kondisi the new normal adalah momen yang sangat tepat untuk membuktikan pada customer bahwa bisnis mereka sangat terpercaya karena selalu menjaga kualitas dan mutu produk bahkan disituasi sulit.

3. Loud, “jika bisnis Anda sama dengan bisnis lain, tidak ada diskriminatornya, tidak memiliki ciri khas sebagai pembeda, maka the new normal bisa jadi merupakan akhir dari bisnis Anda.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.

Founder dan Master Coach di GRATYO® Practical Business Coaching ini menambahkan bahwa jika pemilik bisnis tidak memiliki pembeda antara bisnisnya dengan kompetitor di mata customer, maka yang terjadi adalah perang harga hingga lama kelamaan bisnis merugi dan bisa jadi gulung tikar.

4. Internet, adanya pembatasan aktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan virus Corona menyebabkan banyak customer yang “lari” dan lebih memilih bertransaksi secara online.

Transaksi secara internet (online) menjadi syarat penting dalam the new normal karena customer sudah beralih ke dunia internet. Pemilik bisnis harus bisa beradaptasi dan menguasai dunia internet sehingga produk yang dijual tersedia, mudah dicari, mudah diakses dan mudah dibeli oleh customer.

Baca Juga:  Milad ke-54, KAHMI Bekasi Gelar Tasyakuran

5. Novelty, berikan inovasi pada bisnis. Jika bisnis hanya menjual barang yang itu-itu saja dari waktu ke waktu tanpa ada pembaruan terutama pada masa new normal ini, maka customer akan merasa bosan. Pemilik bisnis harus berada di sepatu customer, mengamati bagaimana perubahan selera, kebutuhan, dan keinginan customer di masa sekarang dan membuat inovasi di bisnisnya sesuai dengan selera dan kebutuhan customer.

6. Enviromental Friendly & Health Conscious, tak dapat dipungkiri pada masa the new normal, isu kesehatan dan lingkungan menjadi tren tersendiri. Banyak customer mulai beralih ke produk yang mengutamakan kesehatan dan ramah lingkungan.

Peralihan ini tentunya harus menjadi sinyal bagi pemilik bisnis bahwa produk mereka pun juga harus mengutamakan kesehatan, kebersihan dan ramah lingkungan agar menarik minat customer.

“Pemilik bisnis harus paham dengan concern dari customer. Customer sangat sensitif dengan produk yang mereka beli. Anda sebagai pemilik bisnis harus menunjukkan kepada customer bahwa Anda berkomitmen penuh dan mengutumakan jaminan mutu dari produk yang dijual.” tutup Coach Yohanes G. Pauly.

Dia menyarankan agar pebisnis bisa memilah keperluan apa yang harus dipenuhi agar pengeluaran tidak membengkak. Pemilik bisnis dapat memotong biaya dan tetap bertahan sampai penjualan kembali. (Red)