Syaiful Huda Dihadang Mahasiswa Purwakarta, Mereka Menuntut Ini

JABARNEWS | PURWAKARTA – Setelah beraksi di media sosial dengan menaikkan tagar #MendikbudDicariMahasiswa yang sempat menjadi trending, kini mahasiswa nekat turun ke jalan.

Aksi mahasiswa menuntut pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terus berlanjut, Tak tanggung-tanggung, para mahasiswa menghadang Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda usai menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis di RSUD Bayu Asih Purwakarta, Pada Kamis (4/6/2020).

Rombongan Syaiful Huda bersama sejumlah anggota DPRD Jawa Barat dan DPRD Purwakarta kemudian dihadang para mahasiswa sesaat sebelum menaiki mobil.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Purwakarta Bersatu (AMPB) itu mendesak agar Syaiful Huda memfasilitasi mereka untuk berdialog dengan Mendikbud Nadiem Makarim.

Baca Juga:  Kartu Sembako Bakal Jadi Syarat Beli Elpiji 3 Kg Pada 2022, Begini Cara Mendapatkannya

“Kami mendesak kepada Mas Syaiful Huda sebagai Ketua Komisi X DPR RI untuk memfasilitasi pertemuan kami dengan Mas Menteri Dikbud. Kami ingin mendesak agar jajaran Kemendikbud benar-benar mengawal tuntutan kami untuk menurunkan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang cukup memberatkan di masa pandemik Covid-19 ini,” ujar Koordinator Aksi Ahmad Syarifudin.

Syarifudin membacakan beberapa tuntutan AMPB di hadapan Syaiful Huda dan rombongan. Beberapa tuntutan para mahasiswa Purwakarta adalah pertama menuntut Komisi X DPR RI untuk memfasilitasi pertemuan mahasiswa dengan Mendikbud Nadiem Makarim.

Kedua, mahasiswa menuntut relaksasi UKT juga diberlakukan untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta (PTS),

Ketiga, penentuan pola relaksasi UKT di masing-masing kampus harus melibatkan mahasiswa, keempat menuntut pemerintah menambah kuota Kartua Indonesia Pintar (KIP) mahasiswa.

Baca Juga:  Tiga Cara Mewarnai Sepatu Yang Pudar Ini Cocok Untuk Kalian Coba

Kelima, meminta Kemendibud melakukan evaluasi terhadap system pembelajaran Online, dan keenam meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para guru honorer.

“Kami ingin tuntutan kami benar-benar diperhatikan oleh para pengambil kebijakan di tingkat pusat,” tegasnya.

Menanggapi tuntutan mahasiswa ini, Syaiful Huda menegaskan memahami apa yang dirasakan oleh para mahasiswa ini.

Menurutnya, di tengah wabah Covid-19, sektor pendidikan memang mendapatkan ujian berat. Turunnya kualitas pembelajaran, belum siapnya kurikulum pembelajaran jarak jauh, hingga kesulitan biaya pendidikan merupakan masalah-masalah besar yang muncul selama pandemic Covid-19.

“Kami merasakan apa yang saudara-saudara rasakan dan kami akan menyampaikan aspirasi saudara-saudara ini kepada Mas Menteri Nadiem Makarim di Jakarta,” ungkapnya.

Baca Juga:  Swab Test Bakal Digelar On The Spot, Warga Depok Jadi Sasaran

Huda menambahkan, yang persoalan relaksasi UKT telah mendapatkan lampu hijau dari Kemendikbud. Hanya saja dia meminta agar Mendikbud benar-benar turun ke lapangan untuk mengawasi relaksasi UKT mahasiswa yang saat ini diserahkan ke masing-masing rektorat Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta di tanah air.

“Banyak kasus di mana janji rektorat untuk membantu mahasiswa di masa pandemic ini yang tidak terealisasi di lapangan. Kami tidak ingin kasus serupa terjadi untuk persoalan relaksasi UKT. Relaksasi UKT apakah itu berupa penurunan jumlah, penundaan pembayaran, hingga pola pembayaran yang diangsur harus benar-benar dirasakan mahasiswa di lapangan,” Pungkasnya. (Gin)