Pusat Studi Unpad Sebut Pemerintah Perlu Perhatikan Dua Dimensi Keamanan

JABARNEWS | BANDUNG – Pusat Studi Kemanan dan Global Universitas Padjadjaran (Unpad), penanganan masalah keamanan perbatasan dapat dilihat dari 2 dimensi, yaitu keamanan tradisional dan keamanan non-tradisional.

Kepala Pusat Studi Kemanan dan Internasional, Yusa Djuyandi mengatakan penanganan berdasar pada dimensi keamanan tradisional yang dilakukan dengan memperkuat patroli dari perangkat militer Indonesa.

Baca Juga:  Jumat Berkah, Badut Necis Bagi-Bagi Nasi Boks ke Pemulung dan Anjal

“Keamanan tradisional dilakukan dengan memperkuat patroli TNI di darat, laut dan udara,” ujar Yusa Djuyandi, Rabu (10/6/2020).

Ia menambahkan dengan demikian perlunya dukungan SDM prajurit secara kuantitas dan kualitas, serta peralatan penunjang patroli perbatasan.

Baca Juga:  Aa Bow Bantah Pernah Didekati Oleh Klub Thailand

“Peralatan seperti Drone/UAV, pencitraan satelit, kapal dan pesawat patroli,” kata Yusa.

Dia menjelaskan, dimensi keamanan meliputi hukum, ekonomi kawasan, sosial dan pendidikan. Yusa menegaskan kawasan perbatasan harus menggunakan pendekatan keamanan, kesejahteraan dan kelestarian lingkungan.

Baca Juga:  Kompak! 34 DPD Minta Prabowo Pimpin Partai Gerindra Lagi

“Penanganan dengan dimensi pendekatan keamanan non-tradisional dilakukan melalui strategi penguatan ekonomi, sosial, kesehatan, dan pendidikan masyarakat di wilayah perbatasan,” tutupnya. (Rnu)