Beri Perhatian Khusus, Para Pedagang Pasar Banjaran Ikuti Rapid Tes Massal

JABARNEWS | BANDUNG – Sekitar 235 pedagang di Pasar Tradisional Banjaran mengikuti rapid tes yang digelar Disperindag bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

“Kami memberi perhatian khusus terhadap Pasar Banjaran ini karena tingkat mobilitasnya tinggi,” ujar Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah Kamis (11/6/2020).

Ia menjelaskan, di Pasar Banjaran sangat perlu dilakukan rapid test, kata dia, ini merupakan pusat perbelanjaan di Bandung Selatan.

Baca Juga:  Tempat Wisata Garut Tutup Lagi karena Capaian Vaksinasi Rendah, Begini Penjelasannya

“Jika ada pedagang pasar yang terbukti positif, tidak akan menutup pasar secara keseluruhan, kebijakan yang akan dilakukannya hanyalah menutup beberapa kios terdekat dengan orang positif,” katanya.

Ia mengatakan hal tersebut dilakukan karena roda perkonomian harus berjalan, terlebih pasar ini merupakan pusat pembelajaan bagi masyarakat di beberapa kecamatan.

Popi mengimbau jika ada pedagang pasar yang tidak sempat datang untuk melakukan rapid test disana, sebaiknya melakukan rapid test di kecamatan lain, karena kegiatan ini memang akan terus dilakukan setiap minggunya di pasar-pasar yang ada di Kabupaten Bandung.

Baca Juga:  Jasa Marga: Ada Rekayasa Lalulintas di Simpang Susun Sadang Tol Cipularang

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami, mengatakan bagi pedagang yang terbukti reaktif, langsung dilakukan swab test dan disarankan untuk melakukan karantina mandiri di rumah.

“Dari 150 orang pedagang pasar yang sudah melakukan rapid test, ada dua orang yang reaktif dan 23 orang yang melakukan test swab,” ujarnya.

Baca Juga:  Gosip Politik, Kata Mahfud MD Soal Isu Dugaan Aliran Dana Proyek BTS Masuk ke Parpol

Sedangkan, untuk puluhan orang yang dilakukan swab test tersebut adalah orang-orang yang beresiko tinggi karena berusia diatas 50 tahun.

Dengan melakukan masif rapid test tersebut, Grace berharap bisa mendeteksi sejak dini jika ada masyarakat yang reaktif, sehingga bisa diatasi sejak awal agar memutus mata rantai penyebaran covid-19 tersebut. (Red)