Jangan Hamil Dulu Selama Wabah, Ini Penjelasan DPPKB Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dari mulai masa karantina mandiri hingga kini memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal, memang memungkinkan pasangan suami-istri lebih lama habiskan waktu bersama dalam atap yang sama yang berdampak terhadap peningkatan angka kehamilan.

Untuk itu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, menghimbau masyarakat agar menunda kehamilan dimasa pandemi Covid-19 ini.

Sekertaris DPPKB Kabupaten Purwakarta, Alit Sukandi mengatakan apabila angka kehamilan mengalami pelonjakkan tentu akan berdampak pada populasi dan demografi masyarakat. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk menunda kehamilan selama pandemi Covid-19.

Baca Juga:  RKUHP Menggiring Kembali Pers Ke Zaman Orde Baru

“Kita terus sosialisasi. Kalau bisa, bagi yang belum hamil jangan hamil dulu di masa pandemi. Hamilnya ditunda dulu. Pasalnya, angka kehamilan dan kelahiran bayi tetap harus dikendalikan di masa pandemi seperti sekarang,” ungkap Alit saat ditemui usai sosialisasi program Bangga Kencana di Puskesmas Koncara, Pada Sabtu (13/6/2020).

Ia mengatakan menunda kehamilan juga menekan ledakan jumlah penduduk selama pandemi COVID-19.

Selain itu, sambung Alit, pengendalian kehamilan dan kelahiran sama pentingnya seperti pencegahan penyebaran Covid-19.

“Kami berharap para ibu ini untuk selalu menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama pendemi COVID-19 ini. Karena kehamilan perlu terencana demi kebaikan semua pihak yakni sisi kesehatan ibu, bayi, juga ekonomi keluarga,” jelasnya.

Baca Juga:  Antisipasi Bencana Di Desa-desa, BPBD Cirebon Bentuk Destana

Alit menjelaskan alasan mengapa sebaiknya masyarakat menunda kehamilan terutama pada masa-masa pandemi corona saat ini. Di antaranya pertimbangan mengenai kesehatan perempuan yang hamil dan kondisi fasilitas kesehatan selama pandemi.

“Karena orang hamil, terutama hamil muda, kan daya tahan tubuhnya turun. Kalau daya tahannya turun itu kan mudah terkena infeksi. Yang kedua, orang hamil muda itu kan mual-muntah,” imbuhnya.

Baca Juga:  Sesuai Data BPS, Penduduk Miskin Ekstrem di Karawang Ada 100 Ribu Jiwa Lebih

Kalau dalam keadaan tidak musim pandemi, lanjut dia, jika muntahnya berlebih itu ke dokter, terus kadang-kadang diinfus.

“Nah, sekarang ini kan tidak mudah, mau mondok juga belum tentu dapat tempatnya, kadang-kadang takut juga,” katanya.

Menimbang semua alasan risiko yang mungkin terjadi, pihaknya benar-benar meminta pasangan suami-istri untuk menunda kehamilannya.

“Oleh karena itu, kehamilan di masa sulit ini sebisa mungkin untuk ditunda. Sekarang ini, kalau misalkan belum hamil lebih baik kita tunda dulu, jangan lupa pakai alat kontrasepsi,” ujar dia. (Gin)