Yuk Intip Uniknya Proses Pernikahan di Ujung Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Seserahan di acara pernikahan merupakan ciri khas pernikahan di Indonesia. Hantaran ini umunya dilakukan pihak keluarga pria untuk keluarga mempelai wanita sebagai simbol bekal untuk kehidupan kelak sang wanita.

Selain mas kawin sebagai seserahan utama, juga ada seperangkat alat salat, hantaran buah-buahan, sepatu, tas, peralatan make up, hingga yang berukuran jumbo seperti kasur dan lemari.

Biasanya untuk membawa barang tersebut pihak keluarga Pria menggunakan kendaraan pick up. Namun, untuk di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, persisnya di kampung Sukamulya, Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga:  Kecewa Dibohongi Terus, Ribuan Buruh PT Dada Indonesia Ancam Akan Demo Ke Kedubes Korea

Pada Minggu (14/6/2020), cuaca di kampung Cilipa, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. memang tampak cerah. Secerah hati Hendi (26), warga setempat yang hendak meminang tambatan hatinya, Nuraeni Selviani (21).

Seluruh anggota keluarga pengantin pria dengan seabrek seserahan, harus tertampung di atas perahu yang dimodifikasi menyerupai tongkang sudah dihias terlebih dahulu untuk menuju calon pengantin wanitanya berada di Desa tetangga, yakni di Kampung Sukamulya, Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.

Menurut, Tokoh masyarakat setempat, Mochamad Aripin menyebutkan, pemandangan proses seserahan menggunakan perahu tongkang di Kabupaten Purwakarta boleh jadi hanya ada di Kecamatan Sukasari.

Baca Juga:  Geger Shandy Purnamasari Medadak Putuskan Berpisah dengan Juragan 99, Ikut Langkah Nathalie Holscher?

“Inilah yang khas dari daerah paling ujung Kabupaten Purwakarta itu.. Riweuh (ribet) tapi rame (seru). Semua tampak sangat bahagia, terlebih saat proses penyambutan oleh pihak keluarga pengantin wanita,” ungkap Aripin, Minggu (14/6/2020).

Disebutkannya, perahu memang menjadi salah satu alat transportasi utama dari satu desa ke desa lainnya di Kecamatan Sukasari. Sama halnya saat ngabesan atau proses datangnya rombongan calon pengantin pria. Perahunya dirangkai dengan semacam tongkang kecil dan dihias.

“Semua anggota keluarga calon pengantin pria harus tertampung berikut seserahannya. Karena itu pula semua hal harus diperhatikan, termasuk dari sisi keamanannya,” ujarnya.

Baca Juga:  Kebakaran Landa Pertokoan di Ciamis, Dua Orang Tewas

Bagi kebanyakan orang yang melihat, sambungnya, boleh saja berpendapat miring, berisiko, ribet, dan lainnya.

“Tapi bagi warga di sini adalah suatu tradisi yang harus dilestarikan secara turun temurun. Selain itu dipilihnya transportasi air ini lantaran bisa menghemat waktu dibandingkan lewat jalan darat,” imbuhnya.

Usai 30 menit perjalanan yang cukup santai dan udara Danau Jatiluhur yang sepoi-sepoi, akhirnya rombongan pengantin pria tiba di kampung pengantin wanita.

Secara estafet, seserahan diturunkan dari perahu, hingga seluruhnya sudah diserahkan kepada keluarga pengantin wanita. (Gin)