Kabar Baik! Ilmuan Temukan Antibodi Bagi Lansia yang Rentan Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Sistem kekebalan tubuh cenderung melemah dan menjadi kurang tanggap dalam melawan infeksi seiring bertambahnya usia. Inilah salah satu alasan risiko komplikasi lebih tinggi terjadi pada lansia yang tertular berbagai macam virus, termasuk corona (Covid-19).

Bahkan, ketika terserang gejala flu biasa sekalipun orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas dapat memiliki risiko komplikasi yang lebih besar. 

Ilmuwan dari AstraZaneca, perusahaan farmasi Inggris-Swedia-yang tengah meriset vaksin untuk meredam virus corona (Covid-19), telah menemukan obat antibodi yang bisa membantu menyelamatkan para lanjut usia dan rentan penyakit terhadap serangan pandemi Covid-19.

Penemuan baru yang merupakan terobosan dalam dunia farmasi ini diumumkan pihak AstraZaneca pada, Minggu (7/6/2020), seperti dikutip scotman.com. Antibodi ini paling tidak bisa mengurangi korban serangan Covid-19 yang lebih banyak menyerang pada orang tua.

Baca Juga:  Gegara Hal Ini Ratusan Karyawan Di Kota Bekasi Kena PHK

Suntikan antibodi hasil kloning yang memungkinkan tubuh untuk menetralkan Covid-19, terbukti sangat signifikan bagi mereka yang berada pada tahap awal infeksi, menurut perusahaan AstraZeneca.

Perusahaan ini yang telah meriset dan mulai memproduksi vaksin Covid-19 bersama Oxford University terus mencari vaksin yang lebih efektif dengan uji coba terhadap manusia. Jika lulus uji coba terhadap manusia, maka vaksin tersebut akan tersedia pada musim gugur secara umum.

Baca Juga:  Inilah 5 Anggota BPK RI Terpilih 2019-2024

Pada hari Kamis (3/6/2020), AstraZeneca menandatangani perjanjian dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) untuk membantu memproduksi 300 juta dosis yang dapat diakses secara global dari kandidat vaksin coronavirus yang sedang dikembangkan oleh Jenner Institute di University of Oxford.

Salah satu anggota koalisi adalah Serum Institute of India, yang dilaporkan The Sunday Telegraph sedang mempertimbangkan kemitraan “paralel” lainnya dengan AstraZeneca.

Kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot mengatakan, perawatan yang dikembangkan adalah dengan mengkombinasi dari dua antibodi dalam dosis yang disuntikkan.

Terapi antibodi seperti ini lebih mahal daripada produksi vaksin, untuk itu Soriot mengatakan, yang pertama akan diprioritaskan untuk orang tua dan orang-orang yang rentan atau sudah punya penyakit bawaan sebelumnya.

Baca Juga:  Pembangunan Era Jokowi Indonesia-sentris, Bukan Jawa-sentris

Uji coba antibodi yang potensial menjadi vaksin ini telah dimulai di Brasil sebagai episentrum Covis-19 baru, setelah di negara-negara Eropa trennya terus menurun.

Institut Jenner dan Kelompok Vaksin Oxford memulai pengembangan vaksin pada Januari, menggunakan virus yang diambil dari simpanse. Sementara itu, produsen vaksin yang berbasis di Inggris, Seqirus mengumumkan pihaknya bekerja dalam kemitraan dengan perusahaan induk CSL, CEPI dan Universitas Queensland untuk membantu mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 di Australia. (Red)