Banyak Meteran Listrik Yang Kadaluarsa, Begini Rencana PLN

JABARNEWS | JAKARTA – Banyaknya kondisi kWh meter listrik yang telah memasuki masa kadaluarsa di Indonesia membuat perhitungan pemakaian daya menjadi tidak presisi.

Menanggapi kasus tersebut, PT PLN berencana mengganti kWh meter yang telah habis masa pakainya dengan sistem digital atau smart meter. Dinilai lebih efisien daripada melakukan tera ulang.

“Kita melakukan penggantian terutama meter-meter yang mekanik akan kita ganti dengan meter-meter yang elektronik. Biar lebih teliti kita juga menyiapkan penggantian dengan smart meter. Kita punya program roadmap-nya,” kata Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN, Yuddy Setyo Wicaksono melalui telekonferensi, Senin (15/6/2020).

Baca Juga:  Anies Baswedan Serukan Seluruh Masjid di Jakarta Gelar Salat Gaib Untuk Eril

Ia mengatakan, penggunaan smart meter dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan penggunaan listrik. Kemudahan lainnya adalah untuk pengisian token listrik, dimaksudkan agar pelanggan tak perlu lagi mengisi secara konvensional dengan memasukkan nomor ke unit kWh meter.

Baca Juga:  Tak Terima Atasannya Dilaporkan, LBH GP Ansor Laporkan Balik Roy Suryo ke Polisi

Yuddy memperkirakan, penggantian kWh meter dengan smart meter membutuhkan waktu sekitar 7 tahun. Sebab meteran pelanggan yang harus diganti saat ini mencapai 79 juta unit. Oleh karena itu, kata dia, PLN akan melakukan penggantian secara bertahap.

Baca Juga:  Ini Kedekatan Hubungan Megawati Soekarnoputri dan Cak Imin, Akankah Bertemu?

“Kita kejar untuk penggantian meter-meter tersebut karena dari perhitungan kami mengganti meter baru itu lebih efisien daripada melakukan tera ulang. Ini menjadi program, kami sudah siapkan untuk itu,” tuturnya.

Sebagai informasi, adapun jangka waktu tera ulang untuk meteran kWh mekanik harus dilakukan maksimal 15 tahun sekali. Sedangkan untuk meteran kWh elektronik maksimal 10 tahun sekali. (Red)