Wah Ternyata Karena Ini Pedagang Pasar Cileungsi Mau Jalani Tes Masif Corona

JABARNEWS | BOGOR – Para pedagang Pasar Cileungsi akhirnya sukarela mengikuti tes Covid-19. Lebih dari 1.000 alat tes disiapkan seusai pasar tersebut menjadi salah satu klaster penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Hari Setiawan mengatakan, sebanyak 1.000 alat tes disiapkan oleh BIN untuk melakukan tes Covid-19 kepada para pedagang, dan pengunjung Pasar Cileungsi.

Datangnya tim medis dari Badan Intelijen Negara (BIN) membuat luluh para pedagang Pasar Cileungsi, untuk mengikuti Rapid dan Swab Test. Setelah beberapa hari ke belakang sempat ada penolakan.

Baca Juga:  Tarik Ulur Pemkot Bandung dan DPRD Soal Rapot Masyarakat

“Tes ini untuk dilakukan sebagai upaya untuk meyakinkan pengunjung bahwa Pasar Cileungsi aman, apabila terdapat pedagang menunjukkan hasil reaktif, maka akan langsung dilakukan tes swab,” katanya kepada wartawan, Selasa (16/6/2020).

Haris menjelaskan, banyak kios pedagang yang tutup pihaknyapun akan melakukan jemput bola ke para pedagang, untuk memastikan mereka terapapar Covid-19 atau tidak.

Baca Juga:  Gegara Unggahan Facebook, Anggota DPRD Ciamis Laporkan Anaknya ke Polisi

Haris juga menduga, pedagang menutup kiosnya karena mengetahui akan ada tes massal di Pasar Cileungsi, karena sebelum tes pihak PD Pasar melakukan sosialisasi terlebih dahulu, agar tidak ada penolakan dari pedagang.

“Sebenarnya sasaran utamanya itu pedagang, jangan sampai ada pedangan yang terpapar tapi tetap berdagang. Sekaligus memberi ketenangan kepada pengunjung. Tes ini kan murni untuk memutus mata rantai Covid-19,” tukasnya.

Baca Juga:  Tito Karnavian Soroti Dana Pemda yang Hanya Disimpan di Bank

Untuk diketahui, Pasar Cileungsi menjadi klaster penularan Covid-19 usai seorang pedagang daging positif terpapar, hingga menulari keluarga dan para tetangga yang keseluruhan berjumlah 32 orang. Pedagang sempat menolak mengikuti tes masif Corona yang digelar Pemkab Bogor, namun peristiwa itu disebut terjadi karena miskomunikasi. (Red)