Belum Ada Rencana Normal Baru di Kabupaten Bogor, PSBB Dilanjutkan?

JABARNEWS | BOGOR – Pemerintah Kabupaten Bogor belum belum merencanakan untuk melakukan penerapan nprmal bari karena karena angka reproduksi efektif (Rt) di wilayahnya belakangan meningkat dari 1,2 poin menjadi 1,8 poin.

“Terakhir (angka Rt) masih di atas satu poin, 1,8 poin, masih jauh. Makannya kita adakan tes (COVID-19) masif,” ujar Bupati Bogor Ade Yasin usai meninjau tes cepat COVID-19 secara massal di Pasar Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat, Rabu (1708/2020)

Menurutnya, kondisi tersebut berimbas pada kemungkinan diperpanjangnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional di Kabupaten Bogor yang dijadwalkan berakhir pada 2 Juli 2020.

Baca Juga:  Sempat Ingatkan Jokowi, Ridwan Kamil Sebut IKN harus Jadi Kota Layak Huni dan Manusiawi

“PSBB atau tidak yang jelas kita sudah lakukan pembatasan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.

Konsekuensi lain yang harus diterima masyarakat Kabupaten Bogor jika angka Rt Kabupaten Bogor masih di atas angka 1 poin, yaitu kembali melalui masa PSBB tapi tanpa ada bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, karena anggarannya hanya cukup hingga bulan Juli 2020.

“Ya, memang kemampuan kita sampai Juli. Kita sedang pikirkan mudah-mudahan pandemi cepet berakhir,” terang Ade Yasin.

Baca Juga:  Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Irigasi Tarum Timur

Pasalnya, Anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Kabupaten Bogor tahun ini sudah digelembungkan hingga 24 kali lipat atau menjadi Rp477,03 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp20 miliar demi menangani dampak pandemi COVID-19.

Anggaran itu dibagi untuk penanganan COVID-19 senilai Rp384, 07 miliar lebih dan sisanya, Rp92,96 miliar dialokasikan untuk penanganan pascabencana longsor dan banjir di wilayah barat Kabupaten Bogor yang terjadi pada awal Januari 2020.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi: Masalah Lingkungan Harus Diselesaikan Secara Tuntas

Seperti diketahui, berdasarkan ketetapan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sebuah wilayah belum bisa melaksanakan fase normal baru jika angka reproduksi efektifnya masih 1 poin.

Di samping itu, masih tersisa lima kecamatan di Kabupaten Bogor Jawa Barat yang menjadi wilayah berisiko tinggi penularan virus corona COVID-19, yakni Gunung Putri, Cileungsi, Bojonggede, Cibinong dan Tajur Halang.

Kemudian, ada sebanyak 28 kecamatan berisiko sedang, dan tujuh kecamatan berisiko rendah yaitu Tanjungsari, Tenjo, Tenjolaya, Sukamakmur, Sukajaya, Cijeruk dan Jasinga. (Red)