Tindakan Doxing kepada Pekerja Media Dikritik AMSI

JABARNEWS | JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wens Manggut mengkritisi doxing yang menyasar pekerja media. Sebab tindakan tersebut menyasar pihak-pihak yang seharusnya tidak ada kaitannya dengan pemberitaan yang dibuat oleh jurnalis.

Dia menegaskan bahwa media tidak alergi terhadap kepada kritik. Kritik bahkan dia pandang sebagai kontrol agar pekerja media terus berupaya menjaga kualitas pemberitaannya.

“Dalam konteks media, media itu enggak kebal kritik lah. Dia perlu kontrol. Karena media sosial merupakan jalur distribusi atas konten, maka kontrol bisa di jalur distribusi nya. Artinya oleh netizen,” kata dia, dalam diskusi ‘Buzzer, Media, dan Kita’, Kamis (18/6/2020).

Baca Juga:  Lompatan Jauh Kota Bandung, Implementasikan IOT- Platform Papatong Berbasis Hybrid

Hanya saja, jika justru protes terhadap pemberitaan dilakukan lewat tindakan doxing, maka akan ada banyak pihak lain yang dirugikan. Pihak-pihak yang bahkan tidak berkaitan dengan pemberitaan.

Ia pekerjaan jurnalistik itu apa yang keliru itu tanggung jawab perusahaan, perusahaan itu artinya Pemred. Di offline, di lapangan kalau ada reporter di-bully sama orang di lapangan yang kena reporter nya atau siapa yang ke lapangan itu,” jelas Wens.

Baca Juga:  Tak Hanya Buruh yang Menolak RUU Cipta Kerja, MPR: Investor Global Juga

“Doxing sampai kamar orang, rumah orang yang kena. Sampai anaknya kena. Jadi bukan hanya kantornya yang kena, bukan hanya wartawannya yang kena anak istri yang lagi tidur di rumah juga kena. Diobok-obok sama orang yang doxing ini,” imbuhnya.

Baca Juga:  BOR Kembali Turun, Satgas Covid-19 Jabar: Prokes Harus Diperketat

Hal ini, seharusnya dipikirkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk membangun citranya di publik atau untuk menggalang dukungan.

“Saya kira dunia netizen partai politik, brand, siapapun, pemerintah atau oposisi kalau mau publik kita beradab jangan deh pakai manusia yang kayak begini. Kan banyak yang positif. Cobalah pakai banyak yang positif. Anda harus dijual secara positif bukan dengan cara menyerang orang lain,” tandasnya. (Red)