Dirut Garuda Curhat Kondisi Bisnis Maskapai Akibat Pandemi

JABARNEWS | JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra menceritakan kondisi bisnis maskapai setelah empat bulan terhantam pandemi virus corona. Irfan mengatakan, wabah ini sangat memukul seluruh bisnis penerbangan di dunia, tak terkecuali Garuda.

Menurut Irfan, pandemi ini berdampak sangat besar pada pendapatan perusahaan dari sisi tiket. Musababnya, jumlah penumpang praktis turun signifikan setelah terjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca Juga:  DPR-Pemerintah Kaji Penutupan Kawasan Baduy sebagai Tujuan Wisata

“Garuda pertama kali merasakan impact cukup dalam ketika penerbangan umrah ke Saudi Arabia ditutup. Lalu, setelah ada kasus positif di Indonesia, penumpang turun sangat tajam,” katanya dalam diskusi virtual pada Jumat (19/6/2020).

Berdasarkan catatan perseroan, per Mei 2020, penumpang Garuda Indonesia anjlok hingga 90 persen secara year on year. Itu artinya penumpang Garuda tinggal 10 persen.

Baca Juga:  Ketua Repdem: Narkoba Strategi Asing Lemahkan Pemuda

Di samping itu, sepanjang 2020, beban perseroan pelat merah diprediksi cukup berat lantaran telah kehilangan empat momentum peak season atau masa ramai kunjungan yang biasanya menyumbangkan jumlah penumpang pesawat paling tinggi selama setahun.

Irfan merincikan, keempat masa liburan itu adalah umrah, mudik, libur sekolah, dan masa haji.

Pada masa mudik, misalnya, per hari Garuda dari tahun ke tahun umumnya menerbangkan sekitar 300 perjalanan. Namun, tahun ini hanya sebanyak 30 penerbangan, atau hanya 10 persen dari kondisi normal.

Baca Juga:  Personel Gabungan Ikuti Upacara Pembukaan TMMD

Irfan melanjutkan, sejak Maret lalu, penumpang pesawatnya mayoritas memutuskan untuk membatalkan penerbangan. Kondisi ini otomatis mempengaruhi arus kas perusahaan. Meski begitu, dia berharap, masih ada satu momentum yang bisa dimanfaatkan Garuda Indonesia, yakni saat libur akhir tahun bila pandemi menyurut. (Red)