Sebelum Pasang Logo NU Di Produk Konveksi, Baca Ini Dulu

JABARNEWS | JAKARTA – Sekretaris Jenderal PBNU HA Helmy Faishal Zaini menegaskan logo NU merupakan sebuah simbol organisasi hasil dari upaya lahir batin yang dilakukan oleh ulama-ulama Nahdlatul Ulama.

Banyak riwayat menjelaskan bahwa segala ikhtiar, baik lahiriah maupun batiniah ditempuh para ulama, termasuk oleh KH Ridwan Abdullah, dalam rangka meriyadhohi pembuatan logo NU. Karena itu, menurut Sekjen Helmy, sebagai simbol organisasi, sudah semestinya kita harus menjaganya dari berbagai tindakan yang merendahkan.

“Kita bersama harus menjaga martabat dan kesakralan simbol organisasi yang kita cintai,” kata Sekjen Helmy, Jumat (19/6/2020) di Jakarta.

Penggunaan logo NU pada produk-produk konveksi, khususnya pada produk berupa sarung yang pada praktiknya sering menempatkan logo NU pada posisi di bagian bawah atau bagian kaki adalah sesuatu yang sebaiknya dihindari.

Baca Juga:  Operasi Yustisi di Purwakarta Makin Gencar, Berikut Alasannya

“Pertimbangannya adalah karena akhlak dan soal etika. Tidak etis bagi kita menaruh logo organisasi yang diciptakan oleh para ulama itu di taruh pada bagian yang kurang sopan,” ungkap Sekjen.

Adapun penggunaan logo NU pada produk lain, seperti peci, kaos, dan baju, sepanjang ditaruh pada tempat yang etis, maka hal itu sah-sah saja.

“Ini murni karena pertimbangan akhlak kita,” pungkas Sekjen.

Sementara itu, Jurnalis NU Online, Abdullah Alawi menuliskan logo atau lambang NU merupakan hasil istikharah Kiai Ridwan Abdullah. Ia adalah seorang kiai yang alim, tapi memiliki kelebihan yang lain, yaitu terampil melukis. Ia hanya diberi waktu satu setengah bulan untuk menyelesaikan tugasnya itu.

“Ternyata dengan waktu yang ditentukan itu, dia tak mampu membuatnya. Ia tidak mendapatkan inspirasi yang sesuai dengan keyakinan hati,” tulis Alawi.

Baca Juga:  Kalapas Karawang Temukan HP Dalam Tas Warga Binaan

Dalam Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU, sebut Alawi, dijelaskan bahwa bola dunia pada lambing NU adalah tempat manusia berasal dan tinggal. Hal ini sesuai dengan surat Thaha ayat 55. Kemudian, tali atau tambang yang mengelilingi bola dunia, artinya adalah lambang ukhuwah, atau persaudaraan. Ini berdasarkan ayat 103 dalam Surat Ali Imran.

Selanjutnya, peta Indonesia terlihat. Meskipun NU menggunakan lambang bola dunia, tapi yang tampak di permukaan adalah peta Indonesia. Ini melambangkan NU didirikan di Indonesia, berjuang di Indonesia.

Dua simpul ikatan di bagian bawah melambangkan hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama umat manusia. Untaian tampar tambang yang berjumlah 99 melambangkan nama-nama terpuji bagi Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99.

Baca Juga:  50 Peti Mati Didistribusikan ke RS Rujukan Covid-19 di Kabupaten Bandung

Kemudian, lima bintang di atas bola dunia. Bintang yang berada di tengah berukuran besar dibanding empat yang lainnya. Bintang paling besar itu melambangkan Rasulullah, sementara yang empat melambangkan sahabatnya yang mendapat julukan Khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Empat bintang di bawah bola dunia melambangkan empat imam mazhab Ahlussunah wal Jamaah yaitu Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali. Jumlah bintang secara keseluruhan ada sembilan. Ini bermakna Wali Songo (sembilan ulama penyebar Islam). Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab melintang di tengah bumi untuk menunjukkan nama organisasi tersebut, Nahdlatul Ulama, kebangkitan para ulama. (Red)