Kabar 30 ASN Pemkab Bandung Positif Covid-19, Dinkes Buka Suara

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Grace Mediana Purnami membantah soal adanya informasi 30 aparatur sipil negara (ASN) di daerah itu yang disebut-sebut positif terinfeksi COVID-19.

“Sebanyak 30 orang yang positif COVID-19 itu dihasilkan dari 7.559 orang yang menjalani tes cepat dan tes usap. Namun, saya memastikan 30 orang tersebut bukan merupakan ASN,” kata Grace di Bandung, Sabtu (20/6/2020).

Grace Mediana Purnami mengatakan setelah lakukan tes usap terhadap 341 peserta reaktif tes cepat pada rentang waktu pemeriksaan dari Maret hingga 19 Juni 2020, sebanyak 30 hasilnya positif, namun tidak ada yang profesinya ASN.

Baca Juga:  Tolak Pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020, Ini Alasan Pemuda Muhammadiyah Jabar

Dari 30 kasus positif hasil tes usap itu, sebanyak 26 peserta merupakan warga Kabupaten Bandung, sementara 4 lainnya dari luar Kabupaten Bandung.

“Di Kabupaten Bandung sendiri, sampai 19 Juni 2020, terdapat 93 kasus positif, 5 di antaranya meninggal, 74 sembuh dan 14 kasus masih dalam penanganan.

Baca Juga:  Duo dari Tiga Pemain Juventus Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Untuk penularan lokal sendiri hanya 7 orang, kebanyakan penularan bersumber dari luar wilayah Kabupaten Bandung.

“Ada juga warga Kabupaten Bandung yang bekerja di luar wilayah dan terkonfirmasi positif,” kata dia.

Saat ini, kata dia, pihaknya terus melakukannya pencarian potensi kasus COVID-19 di Kabupaten Bandung dengan menggelar tes cepat di sejumlah pasar tradisional sebagai titik yang kerap dipadati warga.

Baca Juga:  Santri Siaga Bencana Mulai Disiapkan Wagub Uu

“Kami sudah melakukan tes cepat di lima pasar, yaitu Baleendah, Majalaya, Banjaran, Ciwidey dan Soreang. Alhamdulillah, setelah kami lakukan tes usap, peserta yang tes cepatnya reaktif tidak terkonfirmasi positif,” katanya.

Kemudian, kata dia, tes cepat bakal dilanjutkan ke pasar lainnya, seperti Pangalengan, Rancaekek dan Cicalengka pada pekan depan. Namun menurutnya hal tersebut bakal sia-sia apabila masyarakat lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. (Red)